Friday, December 26, 2014

Jajanan Akhir Pekan - 1

Happy holidays!
Ini kan dalam musim liburan panjang di hari Natal, cocok kayaknya kalo saya bagi sedikit cerita tentang apa-apa aja yang biasanya saya "cemil" selama menghabiskan akhir pekan. Ya...ini memang bukan jajanan khusus akhir pekan. Hari efektif pun tetep dicemil juga... :'D *derita orang doyan jajan*

Pempek Palembang "Farhan"  

Dan sesungguhnya ini adalah JAJANAN FAVORIT saya. Bukan merk ini, bukan... Eheee. Saya tertarik mencoba pempek ini dikarenakan lokasinya yang sekalipun berada di ruko yang berada di jalan Coklat-Kalpataru, terlihat rumah makan pempek tersebut bersih dan nyaman. Harganya juga murah. Mulai dari Rp. 1750 - Rp.4500 saja. Rasanya? Uhm....jujur saja, saya kurang suka. Untungnya tekstur pempek ini tidak sekenyal(cenderung liat) pempek di perempatan jalan Cengger Ayam. Hanya saja, untuk ukuran dan harga yang sama-sama murah...saya pilih pempek di daerah perempatan lampu merah jalan Cengger Ayam :p









Saya pilih jenis kapal selam (4500) dan lenjer biasa (1750)
minuman yang tersedia hanya sejenis teh botol dingin ^^


Rasanya ini rumah makan Pempek paling NYAMAN yang pernah saya kunjungi disini.
Kursi-kursinya itu nyaman lho, bikin betah duduk lama sekalipun pempeknya biasa aja :p


Martabak Telor dan Terang Bulan "Bahari"

Jajanan favorit berikutnya. Martabak telor! Saya sebenarnya juga penggemar terang bulan. Hanya saja untuk "merk" ini, terang bulannya terasa plain sekali meski saya memesan topping coklat-keju-susu. TAPIIII...untuk martabak telornya, UHMMMM...ENYAAAK! Tersedia telur ayam atau telur bebek, tapi saya selalu memesan telur ayam karena saya lumayan trauma dengan telur bebek. Sempat 2bulan penuh makan telur bebek karena stok melimpah akibat pak bojo sedang riset di kandang bebek petelur, ahahahha! Martabak merk ini agak lumayan sering saya jumpai, hanya saja yang saya kunjungi yang dekat rumah, yaitu di depan "Kantor Pos Tawangmangu" tidak jauh dari lampu merah jalan Cengger Ayam.



Andalan, Martabak Spesial dengan 3 buah telur dan potongan daging + daun bawang. YAMMM!

mas, bisa gak jualnya depan rumah aja? jadinya saya bisa setiap saat beli martabak... :'D

  
Pizza Jepang alias Okonomiyaki "Oko-I"

Pertama saya mengetahui tentang "okonomiyaki" ini dari acara kontes memasak di tv. Yang membuat saya sungguh tertarik dengan okonomiyaki adalah taburan abon ikan tuna(?) disaat akan menyajikan pizza tersebut. Kenapa? Abon ikan tersebut nampak "bergoyang-goyang" seolah yang ditaburkan itu....HIDUP! AW! Gimiknya keren ya? Heheeee...setelah saya gugling, ternyata...yang menyebabkan abon ikan tersebut seolah bergoyang adalah karena abon tersebut memiliki tekstur yang sangaaaat tipis, lalu bertemu dengan kepulan uap panas yang muncul di permukaan okonomiyaki yang baru diangkat dari wajan maka...menciptakan gerak lembut dari abon ikan seolah menunjukkan ia masih hidup. Coba gugling sendiri deh ;) Kedai okonomiyaki yang terletak di samping alfamidi Suhat ini agaknya sudah lumayan nge-hits dikalangan pecinta street food di kota Malang. Menurut info, tempat tersebut buka setiap jam 4 sore sampai sekitar pukul 10-11malam. Tapi agar lebih aman, setelah maghrib ajah kalau ingin melihat tarian lembut dari si abon ikan ;)

 Okonomiyaki seafood! Sengaja take away karena pas sampe sana, kedainya pas mau tutup! Lucky me.. ;)
Pizza ini memiliki rasa yang cenderung manis, buat penyuka makanan manis seperti saya...it's YAMMEEH!


Jadi gimana? Share dong jajanan kalian... Biar saya makin betah di kota kita ini, kota Malang tercinta ^^

Monday, December 22, 2014

Edisi Curhat : Really?

Seharian rasanya lemes aja. Hujan pun melengkapinya.
"enaknya makan apa ya?" itu-itu lagi yang selalu nyantol di pikiran.
Sesekali nengokin hape, cek sosial media, cek messenger...dan sekali lagi meladeni hal-hal yang sama. Hal yang harus dilakukan dengan penghayatan penuh agar tidak terlalu dalam nyampe kedalam pikiran. Hal lain yang harus dilakukan? "Memelihara" perasaan orang. Come on....

Bukan sekali-dua kali saya mencoba, ratusan kali saya mencoba lari. Ujungnya? Saya terpaksa kembali. Kembali (terpaksa mencoba) kedalam bentukan "normal" dan bentukan "ya harusnya emang begitu kalau jadi orang..." Kalau dilihat dari posisi saya sekarang, oke... mereka jauh lebih layak disebut sebagai "orang". Saya hanya sekedar meladeni mereka demi sebuah kehidupan yang "nyata". Bukan pujian yang saya harapkan dari prestasi yang mungkin ada di masalalu dan jujur saja saya masih mengenangnya sebagai bagian hidup saya yang menyenangkan. Bukan. Saya hanya lelah...

Basa-basi yang saya ladeni setiap hari hanya memupuk rasa amarah yang saya coba buang jauh tapi kembali lagi layaknya kucing yang dibuang ke pasar dan masih bisa balik ke depan rumah dan mengeong sekencang-kencang, mengemis ikan pindang untuk memenuhi rasa lapar...atau mungkin amarah karena ia dibuang ke pasar? Ntahlah...

"Bagaimana dengan sahabat? Atau kawan? Mungkin kerabat?"
Kau berani bertanya begitu? Baiklah... hanya satu-dua orang yang benar mengerti apa yang saya rasakan dan ITUPUN MASIH SEBATAS DUGAAN SAYA SAJA. Yang jelas, saya memelihara status saya sebagai perempuan, istri orang, pemilik 2 ekor kucing, yang masih bisa diajak berteman. Itu saja. Terserah...pertemanan karena...selera musik dan film yang sama? kesukaan membaca buku? ketertarikan untuk membicarakan mengenai gosip artis masa kini? atau...berteman dengan saya karena saya rajin menyanjung anda? You decide... 

"Really? Do you keep yourself as this 'kind' of human?"

Well, I just need my food right now. 
Thank you for reading this endless boring story...



Sunday, December 21, 2014

Nasi Goreng Resek yang kabarnya WAJIB dicoba!

Happy lazy Sunday, everyone...
Emang ya.. hari Minggu adalah hari termalas. Bahkan kucing saya aja sepagian udah ngajakin tidur lagi.. :'D

this is Roxy, my VERY BEST FRIEND! he'll be 8 y.o by January the 3rd! ^_^

Tapi saya ngerasa punya utang "postingan" jadilah ya saya putuskan untuk gak merem lagi. *cieee, rajin ceritanya...*

Flashback di musim hujan tahun lalu,
"makan nasi goreng yang masih ngepul asepnya enak nih!"
Saya bosan dengan bakso. Sekalipun banyak tukang nasgor disepanjang jalan, kok kabarnya ada nasgor khas Malang. "masa sih?" Gosipnya (baca dari blog-blog yang muncul dari mbah gugel) ini nasgor udah ada sejak tahun 50-an. WAW!
Kebetulan seorang kawan yang sudah lama hidup di Malang mengajak kami makan nasgor ini.. Nasi Goreng Resek namanya. "Resek" disini bukan berarti "brengsek" seperti ucapan artis sinetron di tipi, ya... :D Resek disini artinya, banyak sih... ada yang bilang dari asal kata "kresek" yang artinya "kantung kresek" dalam bahasa Jawa. Ada yang bilang "sampah" karena banyak sayuran dan berbagai isian seperti suwiran daging ayam plus jerohan, potongan mie serta potongan telur rebus. Ya, bisa dibilang ini seperti nasi goreng mawut. Apapun artinya, bagi saya ini adalah nasi goreng ENAK! ^^


Warung nasi yang lokasinya dekat Perempatan Kasin atau mungkin dikenal sebagai daerah "Pasar Besar", Malang ini mungkin gak berlebihan kalau saya sebut enak. Sebab, warung nasgor ini selalu ramai pengunjung. Hanya warung nasi kaki lima dengan pencahayaan minimalis (cenderung remang-remang), cenderung tak higienis (bagi orang-orang penggila kebersihan sih...hahaha) dan sedikit kursi serta meja yang disediakan bagi pengunjung yang ingin makan ditempat. Faktor yang membuat nasi goreng ini enak (BAGI SAYA) adalah rasanya yang "light" seolah tanpa bantuan "keajaiban" vetsin atau MSG dan warnanya yang pucat menunjukkan nasi ini TIDAK dibubuhi saus tomat botol kaca yang selalu menghasilkan nasi goreng merah menyala yang sukses membuat saya ngeri untuk memasukkannya kedalam kerongkongan. Rasa asin yang kebetulan pas dengan takaran lidah... Ini ENAK! Tanpa keberatan saya melahap semua yang ada sampai habis. Porsi yang agak banyak untuk ukuran wanita-wanita-pengikut-diet-nasi-itu-berbahaya-dan-meningkatkan-lemak-tubuh. Tapinya.. I DON'T CARE. I'm proudly saying "I'm not that kind of woman." Iyalah bok, idup sekali...biasa aja deh.. makan nasi secukupnya.. jangan melabel nasi itu bahaya, bikin gendut...bla..bla..bla! 

tuh...rame ya, bejubel lho...banyak yang rela antri berdiri-diri demi bisa merasakan nasgor ini, cobain deh!

So, ini masih musim hujan dan dinginnya kota membuat saya merindukan nasi goreng ini.
"Hmmmm, kapan ya makan disana lagi?"
*manyun depan jendela yang basah karena terpaan hujan deras*

Thursday, December 18, 2014

Naek angkot demi bisa incip Apple Strudel-nya Madam Wang Secret Garden

Daripada suntuk, mending saya posting perjalanan "basah-basahan" saya lusa lalu...

Saat itu, hari Selasa, 16 Desember 2014. Pukul 13.00...
Mendung... Hujan... Petir... Naek angkot....(lagi) :'D
Isi pulsa di ATM BRI, ampe DETIK TULISAN INI DITURUNKAN pulsanya belom keisi. 100K bok! SEBEL!
Saat saya tahu pulsa 100K itu belom juga masuk maka saya nekat ke Bank BRI Sukarno Hatta, Malang. Maunya nanya, kok bisa belom masuk padahal saldonya udah kepotong. Baru sampai depan pintu, dicegat satpam bank dan bla-bla-bla, saya TIDAK BISA mengadukan pengaduan karena saya TIDAK membawa buku tabungan BRI saya. Padahal tampang saya udah kusut karena basah air hujan dan sepatu saya udah kotor banget karena genangan air yang saya pijak sembarangan karena saya berlari-lari mencari tempat berteduh, mbok yaaaa pak satpam bank itu kasian dikit kek sama saya.... dan... BISA GAK SIY EYKE DAPET CAST DI PILEM BIOSKOP ATAS KEADAAN SAYA SAAT ITU? *ditabok kucing*

Eh! ternyata hujan lebat berganti gerimis... okelah, bisa niy naek angkot lagi karena saya emang sedari awal pengen ke"MADAM WANG SECRET GARDEN" yang katanya itu tempat lagi hits di kota Malang. Nah, kalo sampe dapet julukan "lagi hits, tuh!" dipastikan pengunjungnya adalah kalangan abegeh-abegeh horeeee! Hmmmm, pak bojo mana mau diajak ke tempat macam itu. Kali-kali bikin cafe mbok yaaaa yang cocok untuk usia 30-an gitu... biar tongkrongan kami gak yang "itu-itu lagiiii...itu-itu lagiiii..." :(

Menurut mbah gugel yang saya baca sebelom saya berangkat dari rumah, "Madam Wang Secret Garden" ini ada di jalan Telomoyo. ITU DIMANDOSEEE, cyiiin??? Langsung deh grayah-grayah gugel map. Saya pelototin tuh map sampai sekitar 20 menit dan saya putuskan untuk berangkat. Naek angkot. Heheeee. 
Dari peta itu nampaknya jalan Telomoyo di Malang ini dekat dengan jalan Panderman. 
"duh, angkotnya apaan niy buat ke jalan Panderman???"
Pukul 14.00 saya akhirnya mampir dulu ke warung nasi Krawu yang ada di depan Poltek Malang. Bukan karena saya lapar, tapi karena saya perlu berteduh karena hujan deras mulai datang kembali. 
"wah, ini nasi krawu lumayan lah...obat kangen..", pikir saya.
Sebelumnya saya sempat bertanya ke supir angkot ABG karena sebelom ke Madam Wang saya harus ke Bank Mandiri Sukarno Hatta dulu. Untungnya supir ABG itu baik, saya diarahkan untuk naik jurusan ADL agar saya bisa menuju jalan Panderman. 
"Naek ADL yang disebrang poltek itu mbak, trus mbaknya turun di Museum baru jalan dikit udah sampai ke jalan Panderman."
Jujur saya gak ngeh itu museum apa, yang saya ingat, di daerah raya Ijen kan ada Perpustakaan Daerah tuh, naaaah...diseberangnya itu kan ada museum. Sampailah saya di depan Museum yang dimaksud. Yang saya recall dari map tadi adalah jalan Telomoyo itu didekat jalan Panderman yang ada Holland Bakery-nya. HOREEEH. Saya berada di jalan yang benar! 
"tumben..." pikir saya sambil senyum-senyum edan pas nyebrang jalan dari depan Perpus daerah ke Holland Bakery. 
Sesuai dugaan... Insting "nyasar" saya kumat lagi! Maygaaaddd! hahahahha! Harusnya saya ke depan TKK Santa Maria saya malah nyasar di depan SDK Santa Maria. Saya akhirnya naek becak karena ujannya udah mulai "gendut-gendut" lagi. Tau gak siy...naek becaknya cepet ajah! Gak sampe 5 menit udah turun! Cuman gara-gara saya nyasar jadinya salah belok! :')))

Sekitar pukul 15.00 akhirnya sampailah saya ke "Madam Wang Secret Garden" ini. Dengan keadaan super lembab seluruh badan, saya makin putus asa ngeliat ke dalam kafe tersebut. Rame bok! Kafe yang berkonsep taman ini nampak "rusuh" karena kursi-kursi yang terletak di taman yang hanya terlindung payung ala penjual minuman botol dingin di pinggir jalan, nampak basah sekali dan tak beraturan. Belum lagi tissue-tissue yang nyangkut di tanaman-tanaman yang ada di taman...aduh, sama sekali gak sedap dipandang mata. Saya telusuri makin ke dalam. Nampak gerombolan abegeh sedang ber-selfie di sebuah meja depan wastafel, pikir saya "tempat gelap gitu kok dipake selfie, tho...". Masih ada satu meja penuh berisi adek-adek mahasiswa yang nampaknya baru saja pulang kuliah, mereka nampak nyaman diantara percikan air hujan yang terpercik dari taman yang ada disisi meja tersebut, "iya sih...ini memang tempat ternyaman dari semua meja yang ada di dalam dan di depan...". Saya jalan terus ke dalam... nampak area terbuka yang lebih luas dan agaknya sedang dalam keadaan renovasi. Saya melihat bahwa lantainya sedang akan ditutupi dengan batuan pipih sebagai pengganti lantai yang mungkin dulunya itu hanya tanah terbuka. Makin terkesan becek dan kotor kalau musim hujan deras begini apalagi masih sedang dalam masa renovasi, aduh.... Saya putuskan kembali ke daerah depan dan setelah bertanya pada waitress yang ada, saya akhirnya mendapat duduk persis di depan jendela. yang jadi pembatas antara ruang depan dan taman belakang. "Lumayan...daripada lumanyun..." yang saya lanjutkan dengan memesan coklat panas original dan "Apple Strudel" yang kabarnya Apple Strudel ini merupakan signature dish kafe tersebut.
Menu makanannya sebenarnya beragam, bahkan ada menu gudeg dan soto betawi. Tapi SAYANGNYA kok gak ada menu kopi sih, madam??? :(

Dan inilah pesanan saya akhirnya datang juga... uh! Senangnya...! karena ini.... ENAK BENERAN DAH! Coklat panasnya juga PAS! Gak terlalu banyak susu seperti biasanya orang-orang menyajikan hot chocolate. Pada akhirnya semua basah-basahan saya sebelum menginjakkan kaki di Madam Wang ini terbayar sudah. Siraman puree apel dan potongan-potongan buah apel yang dicampur dengan krim vla didalam lembaran-lembaran pastry tersebut sungguh merupakan penghibur saya di hari itu. Eh...itu masih ada es krim vanilla juga didalam cup yang kecil itu... ^^

 maap yah..eyke hanya sanggup potoin makanan yang eik order... badan udah remuk redam mau eksplor tempat super cute ini buat dipoto-potoin... :'D

Setelah menghabiskan apple strudel, saya menunggu hujan reda sambil membaca novel yang sengaja saya siapkan dari rumah. Hujan nampaknya tidak ada tanda akan reda...langit pun tetap berwarna abu-abu cerah yang menurut mitos yang saya yakini sampai saat ini, warna langit yang seperti itu adalah pertanda bahwa "hujannya bakalan awet". Saya pasrah saja...sambil terus mengamati tamu-tamu yang berdatangan. Ternyata ada juga mbak-mas yang datang, nampaknya mereka pegawai kantoran. "Fiuh....akhirnya bukan eyke aja yang paling tua disini...". Sempat juga saat saya akan ke toilet, didaerah paling dalam dari kafe ini terdapat beberapa orang dengan perangkat kamera super lengkap yang agaknya mereka sedang mengadakan sesi pemotretan. Emang siy, ini tempat "instagram-able", kapan-kapan deh kalo ada yang nemenin kemari, saya poto-poto sendiri... ;)
Jam sudah menunjukkan pukul 16.15, saya harus melanjutkan perjalanan pulang dengan curah hujan yang juga masih deras... Huhuhuhu... Madam Wang... Eyke balik lagi kapan-kapan yak! ^^

Update!
Akhirnya ke Madam Wang lagi sama Pak Bojo! ^^
Dan menemukan spot duduk yang lumayan nyaman...
Di bagian dalam dekat dengan dapur... :p
Tapiiii....tampilan apple strudel nya kok ngga se-rapih pas pertama makan disana ya.. :(

 Plating-nya masih cakepan waktu awal makan disini... Hmmm...


 Aslinya ngincer duduk disini... 
Cuman waktu itu penuh dan pas tengah-tengah makan baru deh kosong...


tuh, bulet-bulet yang nempel tembok tuh.. 
nah...banyak tuh yang poto-poto disana :D


Menghadap bagian dalam kafe yang mana didalam sana juga ada butik batik.
Bagus-bagus deh baju-baju yang dipajang di butik tersebut...
Harganya juga... "BAGUS" :')))

Friday, December 12, 2014

NASI KOTAK FTW!!!

Hahaaaa... mumpung musim ujan, agenda idup ini utamanya adalah untuk : MAKAN :p
Terlebih karena lagi demam Korean Food di Malang niy... ntah apa alasan para pengusaha kuliner yang memilih Korean Food sebagai komoditi dagangnya. Masa' iya siy karena pengaruh "K-pop" dan "K-drama"??? Atau emang murni untuk memperkaya keragaman kuliner di Malang ini? Dunno... *shrugged*

TAPI...............
Hari ini lagi gak pengen makan Korean Food karena...waktu itu ceritanya emang siiiiy saya sedang mencari kedai Korean Food yang ada di daerah Suhat yang baru pindah lokasi agak ke dalam, di jalan Kendalsari. LHAAAA kok TUTUP? Padahal laper puuuun...!!! 
Emang sih, daerah itu sebenernya ada tempat makan lumayan hits dikalangan warga Malang. Namanya "WARUNG LESEHAN YOGYAKARTA". Sama sekali bukan warung siy... Lebih tepatnya adalah rumah makan yang ada lesehannya. Saya kurang suka dengan rumah makan model itu. Harganya kurang bersahabat untuk rekening saya. Kecuali makan disana sambil ajak pak bojo, siy... :p


Long short story. Saya memutuskan untuk bungkus ajah. Bok...itu warung isinya bapak-bapak, ibu-ibu, om-om, dan ART-ART yang ditugaskan majikannya untuk mbungkus. Eh...bungkus? senasib saya dong? Kidding... *pasang daster*
Sekali lagi saya lost dengan menu-menu rumah makan model seperti ini. Porsinya cocok untuk beramai-ramai. "Lha, kan saya cuman perlu buat saya makan sendiri..." Dan sampailah pada ujung menu yang menyediakan "Nasi Gudeg". THIS IS IT! "mbak, nasi gudeg bungkus satu. Oh! tambah ayam bakar kecap 1 potong yah mbak, bukan yang satu ekor...Eheeee..." Total belanja saya hari itu sekitar IDR 30K. Okelah, masih make sense dengan 2 lauk. Sampai dirumah saya buka, Tadaaaa! Senangnya... dikemas persis seperti nasi kotak dari hajatan-hajatan gitu... Hahaaaa! Mungkin ya emang gitu kali ya kemasan kalau bungkus dari rumah makan, saya aja yang kebiasaan makan dari warung pecel... :p
"Trus gimana rasanya, jeng?" WOHOOOOO... IT WAS AMAZINGLY DELICIOUS! *big grin*
Nggak... Eh, iya... BENERAN ENAK! Soalnya selama saya makan nasi gudeg di Malang ini ya....rasanya gitu deh. So-so. Saya makan nasi gudeg di 4 tempat yang berbeda di Malang ini, yaaaa... INI YANG PALING COCOK AMA LIDAH EYKE, CYIIIIN! :D Fyi, buat yang cinta makanan manis, kayaknya nasi gudeg versi warung lesehan yogyakarta ini bakal cocok juga untuk indera pengecap kalian. ^^
"Trus gimana rasa ayam bakarnya, jeng?" Uhm...let's say, it was also nice... BETTER than ayam bakar from this (another) kind of nasi kotak. :p

 sekalipun tagline-nya "ayam bakar ter-DAHSYAT di dunia", saya tetep pilih versi warung lesehan yogyakarta...
*bukan kata-kata berbayar* *berharap setelah ini dibayar* *ehhh*

Ceritanya pak bojo ada acara di kantor dan pulang bawa oleh-oleh nasi kotak ini. Horeeeeh! Ini kabarnya nasi kotak dari warung (rumah makan, siy...) paling hits di Gresik! Jauh yes...ahahhaha. Tapi keknya ini dari cabang yang di Surabaya deh. Kan kantor pak bojo di Pasuruan.
Ayam kampung dibakar pake bumbu kecap dan masih ditambahin bumbu lagi yang rasanya cenderung pedas. Beda ama ayam bakar dari warung lesehan yogya yang rasa bumbu bakarnya cuma manis-gurih aja dan yeeesss...saya paling gak bisa makan makanan yang terlalu pedas.

Well, apapun rasa dan jenis masakannya... asalkan itu nasi kotak, akan saya lahap dengan SUKA CITA. 
DAMN, I LOVE NASI KOTAK! ^^

Tuesday, December 9, 2014

Korean Food Wave Part-2!

Hahaaaaiii...

Eheeee. Mumpung lagi rajin, Nih saya ceritain lagi tentang menu di kedai makanan Korea deket rumah, KIRIN alias Kimbap Rina. Sesuai namanya, maka gak afdol ya kalau belom nyobain menu "Kimbap" di KIRIN. 
Sekilas, Kimbap ini kabarnya adalah sebutan untuk sushi di Korea. Well, selama ini selalu makan sushi dengan senang hati. Karna sushi itu makanan yang simpel tapi kenyangnya paripurna! Cuma ada 2 varian kimbap di Kirin ini yaitu "Kimbap Tuna" dan "Kimbap Beef". Saya pilih kimbap tuna karna saya pikir, "beef kan mahal yah boook...nanti gak berasa apa-apaan tuh pastinya secara yes...harganya 1 porsi cuma Rp.16.000 saja." 
Dan setelah nunggu sekitar 20 menit, tadaaaa..inilah pesenan saya. Kimbap tuna, no pedas, dibungkus. Eheeee. Yaaaaa maklum yeh...yang beli udah uzur niy. Malu kalo makan disana, disekitar abegeh... :p


Jujur aja, saya agak ketinggian mikirnya ini sushi bakal berasa seperti sushi di Sushi Tei, hahahaha. Tapi yaaaah...dengan porsi yang lumayan, ada sekitar 8potong, ini cukup kenyang dan yaaaa sesekali dipesan gak apa lah yaaaa. Tapinya saya tetep prefer Sushi Tei siy... hihihihi.

Monday, December 8, 2014

Korean Food Wave Part-1

Hola!

Lama ya.. eyke gak ngoceh dimari. Emaap. Kebawa cara nulis kalo lagi ngetuit. :p
Sebenernya seabreg yang pengen di post dimari. Tapinya ya...penyakit dari segala macam penyakit : MALAS. 

Masih tetep tentang makanan. Maklum yah.. Akunya suka makan, kalo kamu suka aku ya...maap-maap ajah. :))

Sejujurnya saya ini sedikit terintimidasi dengan keberadaan kedai makanan korea di pinggir jalan deket rumah. Ramenya itu lho. Gak sampai antri panjang keliatan dari pinggir jalan juga, siy.. Tapinya kalau stalk akun twit-nya, belom jam 6 sore udah abis, padahal tertulis, kedai ini buka dari jam 12 siang sampai jam 8 malam. Kedai ini diberi nama "KIRIN" kepanjangan dari Kimbab-Rina. Alamatnya di Jalan Kalpataru No. 40.

Okek! Saya super awam dengan korean food dan printilannya. Begitu disodori buku menu, seketika mata jereng. Ini apaaaa... :O Walaupun disana tertulis deskripsi dari tiap jenis makanan yang tersedia, tapinya tetep gak yakin, ini cocok gak ya dilidah. Saya memang cenderung suka kombinasi rasa makanan manis-asem-sedikit pedes. Gambar makanan dibuku menu tersebut rata-rata agak kemerahan. Dengan tambahan "LEVEL : 1-2-3". Dalam hati "aduh, ini pasti tipikal makanan di Malang yang sukanya pedes-pedes padahal akunya kan gak sukak pedes, ih..."

Singkat cerita, sekalipun kedai ini spesialisasinya "Kimbap" karna sesuai nama kedainya, tapi saya pilih menu yang namanya saya suka "DAK GALBI" saya gak kasih level-level-an gitu. Pada akhirnya, jika kita menulis tanpa level, kita akan diberi makanan level 1 yang artinya tidak pedas. UNTUNGLAAAH...^^

Sekitar 15 atau 20 menit, pesanan saya datang... TA-DAAAA...ini tampilannya.

Nama makanan : Dak Galbi.
Proses memasak : rasanya di tumis ya..no kuah.
Item(isi di dalam) makanan : daging ayam, kubis, ubi manis, kentang, cake beras.
Taburan : daun bawang dan wijen
Harga : Rp. 20.500
Nilai : 4 dari 5

Secara keseluruhan ini rasanya mirip teriyaki, TAPI lebih tasty ini. Gurihnya sesuai ama selera saya. Nggak asem, ini cenderung sedikit pedas dan manis. Sebetulnya ini cukup menyenangkan. Hanya saja, karena didalamnya ada ubi manis, jadilah SUPER KENYANG. Namun...sebagai perut Indonesia asli, kalau gak makan nasi, tetep aja gak bener-bener kenyang dong ya... 1jam kemudian ajah saya udah laper lagi.. Muahahahaha!

Rasanya saya cukup KEPINCUT ama masakan di KIRIN ini. Buktinya, saya beli lagi, tapinya saya gak sempet potoin menu ke-2 yang saya pesan yaitu "Rrapokki" yaitu mie kuah sedikit pedas dan manis dengan isian cake beras dan fish cake. Saya tambah fish cake nya dan hmmm... YAMMM. Saya rela antri dari jam 12.20 di hari Minggu kemarin, dan kaget aja dong karena seluruh meja disana sudah penuh adek-adek mahasiswa. Yap, KIRIN ini nampaknya kedai IDOLA adek-adek MAHASISWA. Saya yakin, saya yang paling tua disana, Eheeee. Buat yang ngerasa bukan "adek-adek" lagi dan sungkan mau makan disana, mending dibungkus ajah kek saya.. ^^
Well, kapan-kapan makan di KIRIN lagi, ah.... ;)


Monday, May 26, 2014

Berbuat jahat itu gampang....

Sampai hari ini, hal yang sama masih terjadi terlebih hal yang menyebalkan. Ia tak bosan berputar dan menyesakkan pikiran. Semua seperti bekerjasama untuk membuat saya lebih jengkel lagi. Awalnya saya hanya mengambil dari apa-apa yang sudah orang bilang, ketika saya ceritakan kembali, DUARRR...responnya beda. Mungkin karena itu saya yang ngomongin lagi, coba....orang-orang yang dari dulunya udah terkenal baik. Saya yakin responnya hanya senyum-kecut-sendiri... Ya tho, mbak?

Pernah baca dihalaman sosial media yang intinya "berbuat baiklah lebih banyak karena berbuat jahat itu mudah, sekali waktu kau berbuat jahat maka orang tidak akan percaya(jika kau telah melakukan suatu perbuatan jahat)". Benar saja. Saya punya seorang kawan yang masih saya ingat hingga saat ini. Everybody's sweetheart mungkin istilahnya, kesayangan semua orang. Orangnya ramah, sangat akrab dan hangat ketika kita menawarkan suatu percakapan(basa-basi) dengannya, wajahnya yang ayu pun turut menyukseskan itu semua. Lantas...ada beberapa kejadian di masa lampau yang cukup membuat saya sedih dan gak ngerti kenapa dia tega(dan harus) melakukan semuanya pada saya. Sekalipun saya berusaha menjelaskan letak kesalahannya(dengan skill menjelaskan saya yang sungguh buruk), ia tetap berkeras bahwa dia lah yang benar. Saya sudah bertanya pada orang lain yang bisa memberikan pendapat professional, nyatanya....ia tak(mau) terkalahkan. Semua orang tau saya dengan semua kenyinyiran dan sifat galak yang selalu melekat untuk saya. Sehingga untuk kasus ini, saat saya menceritakan duduk pekaranya pada kawan lain yang mengenal kami berdua, sayalah yang dituduh mencari gara-gara. Oh, well...apa mau dikata dan mungkin tak semuanya saya ikhlaskan, tetap ada bagian dari hati ini yang susah menerima akan penilaian orang yang salah untuk permasalahan kami berdua. Masuk ke ranah hukum pun saya yakin saya tidak salah. Hanya saja....lingkungan punya hukumnya sendiri dan itu jauh lebih sakit alias gila!

Saya yakin ini yang harus saya terima ketika saya memilih untuk menjadi orang yang nyinyir dan skeptis. Baiklah...saya terima. Saya lebih baik untuk tidak memaksa menjadi manis dan baik tapi semuanya sekedar angin di kaleng krupuk yang kosong. Apa? Cukup dewasa dalam menyikapi keadaan? Dewasa tak selalu harus  baik pada semua, kan? Kalo baik sama semua orang, tuuuuh...anak kecil yang belom bisa baca juga ketawa renyah sama orang yang ngasih sesuatu yang dia suka...tapi tuh anak masih ngompol disembarang tempat tanpa tau dimana seharusnya ia buang air... Saya bukan ahli hubungan antar manusia, yang saya tau manusia itu punya prinsipnya masing-masing, saya tak mencari pembenaran disini. Hanya saja semua terasa salah ketika melihat orang yang suka berbasa-basi di hadapan saya.

Sunday, May 4, 2014

Soto Banjar di Kota Malang...ada kok yang enak! :D

Gimana...kangen sama saya? Hayooo ngaku... :p

Banyak banget postingan yang ketunda(karena kemalasan saya) yatapi...sapa juga yang nungguin postingan saya ya... muahahaha! Eniweiii... kenalkan menu makan siang andalan saya selama 2 bulan terakhir. Yak! Soto Banjar! Sekalipun saya bukan orang Banjar, tapinya makanan satu ini cukup digemari oleh indera pengecap saya terlebih wangi rempah si bunga lawang yang memenuhi seluruh ruangan depot Soto Banjar "Keluarga" ini..., HMMMMM...cukup mengintimidasi saya untuk nambah! *paling bisa deh kalo suruh alesan untuk nambah makanan*

Soto Banjar ini cukup terkenal di kota Malang, katanya... Pokoknya menurut saya makan disini tuh enak... Murah pun! Seporsi soto Banjar biasa dihargai Rp. 12.500 saja. Bisa pakai lontong(ketupat siy kalo gak salah sebutannya) atau nasi biar kenyangnya lebih meyakinkan! Maklum... orang Jepang ya gini ini...gak bisa kalo gak makan nasi....muahahhaha! *ditabok penjajah*
Bentar...poto satu porsi soto Banjarnya nyusul yak! :p


Sayang aja pelayanannya kadang agak lambat dan jujur aja nih, apa yang bikin lambat agak gak paham juga...kadang tu mangkuk kosong bekas pengunjung sebelumnya gak langsung diberesin begitu pelanggan beres makan dan ampe beres bayar, dibiarin gitu aja..yaaaa walau gak sampe 20 menit udah diangkat juga siy itu mangkuk kosongnya cuman...saya lumayan gemes juga ngeliatnya. Tapi setelah pesanan saya datang, hmmmm...yaudahlah yaaaa...mending kita makan ajah! Eits! jangan lupa tambahin kecap manis dan perasan jeruk nipis plus sedikit sambel buat yang gak doyan pedes seperti saya :D

Mari makaaaan! 

Wednesday, March 19, 2014

Coffee or Tea? (part 2)

Cheers! :D

Mumpung masih semangat posting, kali ini saya akan posting tentang Thai Tea. EITS! tapinya untuk posting kali ini, saya bukan ngebahas "apa itu Thai tea?" atau... "bedanya dengan teh pada umumnya..?" Noooo... silahkan sowan di mbah gugel atau bacain celoteh tante wiki(pedia) untuk lebih jelasnya... Eheeee.

Semuanya dimulai pas saya tetiba kangen teh tarik dan hingga detik postingan ini saya terbitkan saya masih belum ngeh...."apa sih teh yang dipake buat bikin teh tarik sampai rasanya bisa sepet-manis-enak gitu?". Kan...saya sering tuh, bikin teh susu...cuman kalau susu kental manis udah dituang di rendaman teh/daun teh, maka tampilannya cenderung putih kecoklatan, bukan warna coklat susu layaknya teh tarik yang pernah saya posting beberapa waktu lalu disini coffee or tea (part 1) Walhasil saya sowan ke mbah gugel...browsing...browsing...browsing... dan nyasarnya malah ke Thai tea... :'D

Pernah saya minum Thai tea di kedai donat di Surabaya, rasanya tidak se-sepat teh tarik dan cenderung lebih banyak susu tapi yang buat Thai tea menarik adalah warna jingga-nya ketika rendaman teh berpadu dengan susu kental manis dan susu evaporasi yang ditambahkan setelahnya. Okelah, worth trying neh.. Ketemulah beberapa lapak online yang menjual Thai tea dan sejauh pengamatan saya Thai tea merk "Number One" adalah Thai tea yang cukup terkenal dikelasnya. Tapinya satu lagi nih, kalau belanja di lapak online, saya harus tambah lagi untuk ongkos kirimnya dong? Waduh...agak berat juga karena ongkir ke Malang rata-rata 18ribu-20ribu. Thai tea termurah yang saya temukan yaitu tea powder seharga 42ribu ukuran 500g. Murah kan? tapinya kalau kena ongkir...berasa mahal juga... :'D *emang dasar pelit siy...hahahaha*

Selama nunggu stok teh abis, disuatu weekend... saya mengunjungi supermarket buah kesayangan di Jalan Arjuno, kota Malang... "Lai-Lai". Orang Malang gak akan mungkin gak tau supermarket ajaib ini, gimana gak ajaib... saya MENEMUKAN Thai tea merk "Number One" ya di Lai-lai ini, yeiiiy! Sekalipun bukan tea powder melainkan tea bags, tetap saja ini sesuai dengan yang saya pikirkan. Dengan harga yang lebih murah juga yeiiiy!!

gosipnya...ini Thai tea yang tulen juga di negaranya, gosipnya... :p


ke-50 kantung teh ini dibungkus didalam kemasan aluminium dan dikemas didalam kaleng yang sungguh vintage alias jadul yang menarik! :D

ternyata ini tea bags, bukan tea powder...cocok buat yang gak suka ribet ;)

Dan menariknya lagi, tulisan di kemasan kaleng tersebut hampir semuanya bertuliskan aksara Thailand yang ujung-ujungnya bikin saya mikir... "ini gimana sih aturan pakainya supaya ramuan teh-nya sedap nikmat gitu?apa tinggal guyurin/rendemin aer panas aja neh?" :))))

tulisan di kemasan ini sungguh perlu diterjemahkan agar jengSri-friendly  :p


So, gimana? udah ada pencerahan teman minum dari mie instan kesukaan kalian? *eh*
Saya sih udah...nih, Thai tea~~ :9

camilan sore : mie goreng telor ceplok dan Thai tea, yammm!

Tapi sayangnya ketika hari ini saya ke Lai-lai, stok Thai tea merk ini sudah kosong... HIKS... kalau Thai tea milik saya habis, masa' iya kudu beli di online shop. Dear Lai-Lai, selalu-lah me-restock Thai tea merk "Number One" ya... :')

Best Regards,
JengSri, Lai-lai's loyal customer...

Tuesday, March 18, 2014

Ketan Duren Legendaris di kota Malang

Apakah cemilan kalian hari ini? Muehehehehe.

Jadi...ceritanya saya ini dari jaman masih suka lari-larian pake singlet+celana pendek tuh dah doyan banget sama yang namanya ketan durian atau ketan duren begitu biasa saya melafalkan durian dalam keseharian saya :D 
Bicara ketan duren, pikiran saya seketika melayang ke masa kecil saya dimana dulu nenek saya sering sekali membuat ketan durian terutama saat musim liburan. Kalo nggak ada ketan, biasanya nenek menggantinya dengan roti tawar. Kalo stok durian lagi banyak, biasanya nenek juga membuat es durian yang dimasukkan dalam kantong plastik kecil yang bening dan dibekukan dalam freezer, kami menyebutnya es ganepo dan jangan tanya arti es ganepo karena saya masih males buat nyomot-nyomot info dari mbah gugel atau tante wiki :)))
Apa istimewanya ketan durian? Jelaaaas kuah santan yang beraroma durian dan tak jarang nenek memasukkan biji durian yang masih berselimutkan daging buah durian yang manis dan harum baunya. Bagi sebagian orang, aroma buah durian ini adalah sesuatu yang mengerikan. Ada juga yang bener-bener anti dengan aroma durian apalagi memakannya dan saya gak paham kenapa orang macam tersebut dapat hidup... *eh* 
Tersebutlah sore itu saya pengen cari cemilan dan tiba-tiba ingat selama ini belom pernah sekalipun menemukan penjual ketan duren di kota Malang. Menurut info, ada penjual ketan duren di daerah hutan kota jalan Malabar tapi....dimananya ya??? Saya kan gak hapal jalan :D Lalu dengan bantuan suami saya, kami mengelilingi sekitar hutan kota dan langsung aja nemuin penjual ketan duren di depan Laboratorium Prodia jalan Merbabu yang masih ada di sekitar hutan kota Malabar di kota Malang. Beginilah penampakan lapak jualan ketan duren yang saya maksud

Penjual ketan durian ini sudah berjualan selama 16 tahun! Bisa disebut legendaris bukan? :D
Ada dua jenis dagangan yang ia tawarkan. Ketan Duren dan Serabi Duren. Cuman saat saya membeli, serabinya sudah sold out, ciyeeee :p Menurut penjual ketan duren ini, beliau sudah berdagang sejak 16 tahun lalu, beliau memindahkan lapaknya yang hanya berupa gerobak dorong dengan motor ini sekitar 8 tahun lalu karena awalnya beliau berjualan didaerah Mall Olympic Garden (MOG) dan ketika MOG mulai didirikan maka beliau dilarang berjualan disekitar sana dan hingga saat ini berdaganglah beliau di daerah hutan kota jalan Malabar di kota Malang ini. Beliau berjualan setiap hari kecuali hari Jumat dan lapaknya dibuka pukul 10 pagi dan tak tentu juga tutupnya, tergantung pada stok yang beliau bawa, jika ramai pengunjung ia akan pulang lebih awal :)
Pun masih ada 2 varian dari ketan/serabi durian yang ia tawarkan, spesial atau biasa? Bedanya? Spesial itu ditambah buah durian sebanyak sekitar 1 sendok makan dan 1sendok makan biji durian yang masih ada sedikit daging durian yang membalut biji durian, agar lebih menarik hati tentunya. Sedangkan untuk varian biasa, tidak ada tambahan daging buah durian dan saya membeli 1 varian biasa serta 1 varian spesial, agar tidak penasaran. Pikir saya, mungkin varian "biasa" ini kuah santannya sudah beraroma durian...tapi ternyata hanya kuah santan manis saja pemirsa. Eheeeee. Untung saya nggak makan di tempat, saya bungkus dan kuah varian spesial ini lantas saya campur dengan kuah varian biasa, saya hangatkan kembali dan TARAAAAA...enaknya sama seperti ketan duren jaman masa kecil saya dulu, hmmmm..seketika menghangat kembali kenangan akan masa liburan, masa ketika segalanya tampak mudah dan menyenangkan.
Well, semoga cerita saya tentang ketan duren legendaris kota Malang ini bisa memberi sensasi rasa manis dan menyenangkan seperti yang saya alami. 

Enjoy your evening~ :3

Saturday, March 15, 2014

Coffee or Tea? (part.1)

Wahai wajah lelah... *ngaca*

Heheee.. Udah ngopi? Ngeteh mungkin? :D
Mau kopi...or teh, semuanya ajaib bagi saya, seketika menghilangkan rasa sepi. Uhm..nggak minat menye-menye, ya cuman...hiburan saya sejauh ini adalah nongkrong dan ngopi/ngeteh di warung kopi yang (kelewat)banyak tersebar di kota Malang ini. Such heaven on earth! :)))

Diatas segalanya, saya tentu milih minum kopi ketimbang minum racun... YA IYALAH JEEENG! :))) Oke.. eheeee. Tapi emang siy, saya cenderung pilih kopi daripada teh. Kecuali sedang ingin menambah kalori teh tarik WOULD BE GREAT! Saya juga suka teh tawar, lebih cocok buat pagi karena saya jarang sarapan jadinya teh tawar cocok biar lambung gak bergejolak. Gini deh kalo penderita radang lambung kronis tapi maksa jadi coffee lover, alhasil ya...ngalahi dulu dengan minum teh saat lambung kosong :')

Tadi saya bilang teh tarik kan? Nah, teh tarik or teh tarek or pulled tea menurut sejarah, aselinya adalah minuman yang dibuat oleh para mamak India atau orang India muslim di Malaysia. Ntah itu emang populer di India atau dibawa para mamak dari India untuk dipopulerkan di Malaysia atau baru populer di Malaysia? Yang jelas pertama kali saya jatuh cinta(kelewat sangat) ama teh tarik, teh dengan buih super banyak yang khas, ini pas saya sempet sebulan maen ke Malaysia tahun 2007. Sayang aja tahun 2007 saya belom alay, jadinya saya gak simpan foto-foto teh tarik yang udah pernah saya incip bahkan incip teh tarik di stasiun Singapura lepas perjalanan dengan kereta dari Malaysia. Surga! Enaaaak bener rasanya! Cuman sayangnya, kloningan teh tarik di Indonesia, di pulau Jawa khususnya, kurang begitu enak. Ntah saya yang kurang menjelajahi kuliner di Pulau Jawa (ya emang sih, hahahaha). Tapi akhir-akhir ini dengan menjamurnya kopitiam disekitar saya tinggal, akhirnya saya nemu juga kloningan teh tarik yang rasanya mirip seperti di negara asalnya.

teh tarik panas, at its best performance, yummm!

 
ice tea tarek, quite tempting, huh? sorry for not being a good photographer :))
Maap ya poto-potonya jelek, saya bukan food photographer siy, eheee... Diatas adalah teh tarik yang bisa saya nikmati di salah satu kopitiam yang ada di kota Malang ini. Bukan tulisan berbayar nih, tapi emang kopitiam yang menjajakan teh tarik ataupun kopi tarik ini sudah menjadi satu tempat favorit saya. Cuman saya belom sempat nyobain roti canai nya, karena teh tarik itu semacam berjodoh dengan roti canai! Eheee. Cuman saya sering tuh, kalau pesen roti canai(pratha) yang muncul malah roti maryam, alamak...kan jelas beda teksturnya.
Kemarin saat saya berkunjung ke kopitiam tersebut, saya sarapan dengan spaghetti, eheeee. Spaghetti itu emang makanan yang paling gak bisa saya tolak! ;)


Gimana sama kopi tarik? ada gak? Ada juga! Eheeee... cuman bedanya, kalau kopi tarik ini, tanpa susu, jadinya sekalipun ditarik gak akan ada buih yang muncul, buih yang muncul itu kan akibat dari susu yang ditambahkan, lemak susu yang membuat teh tarik tersebut berbuih, uhm...kasarannya begitu karena saya gak terlalu paham kimia neh, takut salah kasih penjelasan. :D  

Coffee? Sure...as long as it is black~ :9
Kopi tarik ini saya pesan setelah selesai makan spaghetti carbonara yang sudah saya pesan sebelumnya. Minum kopi panas sambil nungguin hujan reda bareng teman dan suami, I think it was a perfect evening

See you again, happy faces!

Wednesday, March 12, 2014

Hunting Makarizo Texture di kota Malang

Aserehe! Eheeee..
Ini masih lanjutan dari posting saya yang ceritanya saya kesasar di kota Malang gara-gara salah naek angkot :D
Sebenernya ini lho yang saya cari-cari sampai saya nyasar kesana-kemari... Makarizo Texture Shampoo aroma Cinnamon Coffee. Sementara Makarizo Texture yang Vanilla Milk itu semacam krim untuk krimbat atau hair spa. Sebelum nyasar cerita kemana-mana, Makarizo krim itu saya beli secara online seharga Rp. 85.000 masih belum ongkos kirim tuh... Ongkirnya Rp. 20.000 total Rp. 105.000 alamak... saya merasa, wah...rugi di ongkir niy. Sekalipun lapak online tersebut, so far, adalah lapak ter-trusted dan termurah di jajaran produk Makarizo Texture krim, tetap aja saya agak gak ikhlas harus membayar tambahan ongkir tersebut, 20rebu bisa buat beli sayur seminggu, cyiiiin! :))) 
Shampoo nya sendiri saya beli di Toko "Raya" di jalan Pasar Besar No. 52 kota Malang seharga Rp. 31.500, padahal ya..di lapak online tempat saya membeli krim Makarizo, shampoo dijual seharga Rp. 35.000...BYUH! Saya merasa rugi belanja secara online, terlebih di toko Raya juga tersedia produk krim krimbat aneka aroma. *nangis koprol depan emperan toko Raya*
Pernah juga saya menemukan krim Makarizo ini di toko supplier bahan salon dan kosmetik di toko sebelah Pizza Hut daerah Sukarno Hatta, tokonya sebelahan persis! Tapi di toko tersebut gak jual shampoo nya dan krim Makarizo Texture nya itu harganya Rp. 83.500....... deket puuun dari rumah~~  TUH KAN! ANE RUGI BELI ONLEN... *makan nasi yang telah menjadi bubur* *lah!*





Apa sih istimewanya dua produk perawatan rambut tersebut? Bagi saya cuman satu : AROMANYA! Endeuuus cyin! alias...enak banget! Shampoo nya yang saya suka karena aroma kopinya berasa lagi duduk-duduk di kafe kesayangan... *penggemar kopi garis keras*
Uhmmm... sementara untuk krim krimbat, saya rasa aromanya kurang spesifik vanilla or milk sekalipun keterangannya "vanilla milk". Saya sendiri gak cari manfaat dari dua produk tersebut walau tertulis "kopi untuk mencegah kerontokan" dan "vanilla milk untuk membantu mempertahankan elastisitas rambut dan mencegah kekeringan". Karena....gimana ya... saya udah cape dengan semua produk perawatan rambut, pake merk apapun tetep aja rambut saya kering, megar dan rontok...susah keliatan cakep deh dengan rambut begini :|

Oke, cukup intermezzo untuk malam ini. Mungkin posting kali ini cocok untuk kalian yang lagi bosen ama shampoo yang biasa kalian pakai atau pengen krimbat sendiri dirumah, mungkin dua produk diatas bisa masuk wish list kalian...

Malem cantik~~ :3

Saturday, March 8, 2014

"humble brag"

Barusan baca twit dari akun "@aMrazing" yang intinya tentang "humble brag". Apaan tho itu? Ooooh..iya, yang saya inget "brag" itu artinya "membual, sesumbar, banyak lagak, menyombongkan diri". Cuman...dalam konteks twit itu lebih condong ke artian "menyombongkan diri". Dan bila disambung dengan kata "humble" tadi maka humble brag boleh saya artikan sebagai menyombongkan diri secara rendah hati. Nah.....gimana tuh? Sombong kok rendah hati? :)))

Cocok banget nih...pikir saya dan lalu saya merituit twit tersebut. Hmmm...ya, boleh dibilang rituit adalah sebagian dari curhat~ eheeee. 

Bisa dibilang kaum humble brag ini berceceran di kehidupan kita sehari-hari. Tapi, sebenernya humble brag itu gimana tho? Oke..ini salah satu contoh kalimat yang bisa diindikasikan sebagai kalimat humble brag "aduh, macbook air ku harus di servis, semoga iPad-ku gak lemot kayak kemaren.." Yaaaa..semua orang tau, gejet pabrikan Apple ini gak ada yang dijual harga murah layaknya gejet dengan spesifikasi yang sama dikelasnya. Pasti ada selisih antara 1-2 juta rupiah bahkan lebih. 

Banyak sih contoh kalimat-kalimat humble brag yang pernah saya temui, cuman...saya udah keburu sakit ati aja kalo inget kata-kata model begitu. Muehehehe.. Gak berharap juga ada yang berubah setelah saya nulis ini... Saya cuman berharap, semoga saya bukan termasuk pelaku humble brag

Selamat malem minggu.. :3

Wednesday, March 5, 2014

Epic Fail : Nyasar bareng angkot di kota Malang yang tercinta...

Hae...
Selamat bulan Maret 2014! 
Nggak ada yang spesial sampai di hari ini...
Seperti biasa, karena sendirian dan gak tau mau ngapain sementara depan rumah berisik orang hajatan, saya memutuskan sekali lagi...jalan-jalan di kota Malang, naek angkot! 
Udah biasa juga siy saya jalan-jalan naek angkot..cuman hari ini istimewanya gak ketulungan. Ongkos angkot bisa abis sekitar.... 20rebu! Mak...itu bisa buat jajan di warkop kesayangan *nangis bareng kuda lumping*
Tujuannya si sederhana ya.. beli shampoo di Toko Raya pasar besar, beli body mist di Matos. Udah.
Yatapi gitu deh..angkot di Malang ini sungguh LUAR BINASA. gak ada satupun yang bisa turun langsung persis didepan tiap tempat yang pengen saya tuju. At least...saya kudu jalan 100m, itu juga udah bagus tu 100m.

Rute ke-1 : Pasar Besar---Toko Raya
Angkot menuju pasar besar sejauh pengetahuan saya kalau dari perempatan Cengger Ayam itu naek ABG(yang menuju stasiun kota baru) dan pindah jurusan AG. Akan TETAPI... saya juga gak ngeh itu AG yang arah kemana? Naeknya darimana kalo udah ketemu angkotnya di jalan raya..aduh, mana itu ya...pokoknya dari depan(lebih tepatnya sebrang) toko Gunung Sari Intan, katanya... Cuman saya sempet nanya ke pak supir angkot (ABG), kata pak supir : "ke pasar besar bisa turun di Klenteng dan jalan 100m atau naek AG." Dan saya putuskan turun Klenteng. etapiiii... maap..saya gak tau juga nama Klentengnya..*dijejelin duta pariwisata* Pak supir ABG ini juga baek nunjukin angkot ABG untuk saya balik pulang ke perempatan Cengger Ayam. Eh..deket bok! Toko Raya gak jauh dari tempat saya turun..100m ternyata deket aja kalau sambil jalan-jalan santai ngeliat toko-toko yang berderet di sepanjang jalan pasar besar. Dan tempat saya turun itu nggak persis depan Klenteng, tepatnya..lampu merah sebelum Klenteng, nyebrang dikit dan ambil jalanan yang di kanan dari lampu merah ternyata itu sudah Jalan Pasar Besar. SENENG DONG! belom pernah saya se-lancar ini dalam menemukan tempat baru! *kibas kerudung*

Rute ke-2 : MATOS. tapiiii....!!! gak ada angkot langsung ke MATOS dari pasar besar *sesuai dugaan siy!*
So.................
Rute ke-2 : Membebaskan diri dari jalan Pasar Besar dan cari angkot menuju MATOS.
Bingung nanya siapa.. akun twitter @AngkotMalang yang biasanya saya jadikan tempat bertumpu dan mengadu mengenai segala carut-marut dan kebingungan saya akan angkot-angkot di Malang... *halah* sudah LAMAK BENER NGGAK AKTIP APALAGI NGEJAWABIN MENSYEN DARI EYKE BOK! *ceritanya emosi* Akhirnya saya pede aja nanya ke supir MK yang berhenti di perempatan, di seberang Matahari Pasar Besar, kata beliau "wah, ke Matos gak ada yang langsung, naek MK yang menuju (dan turun di)alun-alun aja trus naek MM ke Matos." Lagi...saya bersyukur bertemu dengan bapak supir MK yang sungguh budiman. Kebetulan emang MK lagi banyak seliweran dan saya berdiri pas di posisi MK yg dimaksud, MK yang geraknya menuju hotel Ollino (TULUNG jangan tanya mata angin dalam bahasa apapun karena saya gak akan paham). *hestek : penderita buta mata angin stadium gak bakalan bisa disembuhin*

Rute ke-3 : menuju Alun-alun kota Malang ---MATOS.
dan... JREEENG! deket aja ternyata alun-alunnya. Jalan juga benernya kuat, bok! tapi...saya yang sungguh sulit menghapalkan jalan ini...tak berdaya dan...lapar!!! aslinya selama di angkot MK ini saya bingung juga, batin saya : "nanti naek MM-nya yang darimana deh?!? masa' nanya orang terus.. gengsi dong~~" Dan ya..saya pede aja tuh turun di depan kantor, uhm..kantor apa sih itu...macem kantor pemerintahan pokoknya masih di alun-alun dan kalo dilihat itu ada kerfur di sebrang sebelah kirinya.. Trus keliatan di  perempatan ada komplek ruko yang didalam komplek itu ada jualan "Tahu Telor RIA" kabarnya ini tahu telor yang terkenal di Malang.. Sekalipun kabarnya mereka terkenal, it tastes the same to me...forgive me... I've eaten better than this. :') Tapi lumayan lah daripada kelaperan. Tahu telor pake lontong dan es teh semuanya cukup 11rebu saja. Maap gak ada poto kali ini... Bukan edisi wisata kuliner sebenernya, cuman mumpung liwat aja :))) Abis kenyang saya nekat aja nanya pak penjaga parkiran, karena sedari tadi saya gak liat angkot MM yang lewat didekat penjual tahu telor, kata pak parkir.. : MM ada didepan Hotel Pelangi. Uhm..oke, kudu jalan dikit diseberang sebelah kanan dari perempatan tahu telor itu kalau mau ke hotel Pelangi. Saya nanya lagi "itu MM yang ke Matos kan pak? Pak parkir : hmmmm (dengan ekspresi aneh). Sementara langit makin gelap dan angin mulai terasa dingin dan agak kencang saya sedikit berlari menuju Hotel Pelangi dan kebetulan angkot MM lagi ngetem disana. Pas banget saya naek dan langsung berangkat dan disinilah semuanya bermula. SAYA LUPA GAK NANYA PAK SUPIR! *nyesel ampe taon kuda jumpalitan* 
IKLAN : Gini ya...buat kalian, para newbie dalam dunia per-angkot-an. BIASAKAN bertanya ke pak supir, arah tujuan angkot yang kalian tumpangin, kalau salah, sekalian tanya jurusan yang bener, cuek aja diliatin penumpang laennya, daripada recehan kita makin banyak melayang... (bok, 3rebu bukan lagi recehan...!!!) *sambil ngaca* *padahal bukan newbie* *tetep aja nyasar* 
Sampailah angkot MM ini di depan MOG, perasaan saya gak enak, saya nanya ke ibu yang ada didepan saya dan.... SAYA SALAH JURUSAN..... buru-buru saya turun dan pak supir lantas memberitahu bahwa angkot yang lewat di depan MATOS dari MOG ini itu GL dan naeknya dari seberang MOG. Another 3 rebu melayang...padahal baru juga naek... 

Rute ke-4 : MOG---MATOS dan cari angkot GL! bukan LG!
Crazy, huh...??? saya kira... angkot GL or LG itu sama...ternyata? JELAS BEDA. ini bedanya kalau menurut rute angkot dari situs www.ngalam.web.id
Jalur LG/LH (Jurusan Landungsari – Gadang/Hamid Rusdi)
Rute : Terminal Landungsari – Jl. Raya Tlogomas – Jl. Mayjen Haryono – Jl. Gajayana – Jl. Sumbersari – Jl. Bendungan Sutami – Jl. Surabaya – Jl. Jombang – Jl. Bondowoso – Jl. Gading – Jl. Pulosari – Jl. Kawi Atas – Jl. Kawi – Jl. Arif Rahman Hakim – Jl. Merdeka Utara – Jl. Merdeka Timur – Jl. Sugiyowiryopranoto – Jl. Sutan Syahrir – Jl. Kyai Tamin – Jl. Prof Yamin – Jl. Sartono SH – Jl. Peltu Sujono – Jl. Susanto – Jl. Niaga – Jl. Sonokeling – Jl. Janti – Jl. S. Supriyadi – Jl. Satsui Tubun – Terminal Gadang – Jl. Satsui Tubun – Jl. S.Supriyadi – Jl. Janti – Jl. Sonokeling – Jl. Niaga – Jl. Susanto – Jl. Halmahera – Jl. Tanimbar – Jl. Madura – Jl. Nusakambangan – Jl. Halmahera – Jl. Kapten Piere Tendean – Jl. Yulius Usman – Jl. Arief Margono – Jl. KH Hasyim Asyari – Jl. Kawi – Jl. Kawi Atas – Jl. Pulosari – Jl. Gading – Jl. Bondowoso – Jl. Jombang – Jl. Surabaya – Jl. Bendungan Sutami – Jl. Sumbersari – Jl. Gajayana – Jl. Mayjen Haryono – Jl. Raya Tlogomas – Terminal Landungsari
Jalur GL/GH (Jurusan Gadang – Landungsari/Hamid Rusdi)
Rute : Terminal Gadang – Jl. Satsui Tubun – Jl. S. Supriadi – Jl. Janti – Jl. Sonokeling – Jl. Niaga – Jl. Susanto – Jl. Halmahera – Jl. Sampo – Jl. Kalimantan – Jl. Sulawesi – Jl. Yulius Usman – Jl. Arief Margono – Jl. KH. Hasyim Asyari – Jl. Kawi – Jl. Ijen – Jl. Retawu – Jl. Gede – Jl. Jakarta – Jl. Garut – Jl. Bandung – Jl. Veteran – Jl. Sumbersari – Jl. Gajayana – Jl. MT. Haryono – Jl. Raya Tlogomas – Terminal Landungsari – Jl. Raya Tlogomas – Jl. MT. Haryono – Jl. Gajayana – Jl Sumbersari – Jl. Veteran – Jl. Bandung – Jl. Ijen – Jl. Semeru – Jl. Arjuno – Jl. Kawi – Jl. AR. Hakim – Jl. Merdeka Utara – Jl. Merdeka Timur – Jl. Kauman – Jl. KH. Hasyim Asyari – Jl. Arief Margono – Jl. Yulius Usman – Jl. Sulawesi – Jl. Nusakambangan – Jl. Halmahera – Jl. Susanto – Jl. Niaga – Jl. Sonokeling – Jl. Janti – Jl. S. Supriyadi – Jl. Satsui Tubun – Terminal Gadang
---> pusing gak? SAMAK! pokoknya mereka beda, pemirsa! dan jangan sampe salah. Muahahahaha! 
Sementara yang terus-terusan lewat itu angkot LG dan saya terus-terusan juga komat-kamit..."harus naek GL...GL..GL..GL!!!" dapet deh GL dan akhirnya tiba di seberang MATOS. *elap jidat* dan terimakasih pak MK depan pasar besar yang sudah nyuruh saya naek MM padahal MM gak lewat depan MATOS. *sumpahin*

Rute ke-5 : MATOS---sampe ketemu pedagang OLSHOP body mist Bali Ratih
Akibat RIM jebot, seharian saya susah mau whatsapp sama penjual body mist Bali Ratih yang saya temuin di twitter. Lebih murah 3rebu bok! Saya bela-belain COD juga..padahal kalo dipikir-pikir...naek angkot abis berapa...gak sesuai ama selisihnya yang cuman 3rebu...tapi yaaaa gini deh... PEREMPUAN!!! Sungguh kalian para kaum pria diharap bisa MEMAKLUMINYA... Muahahahaha!!!
Harusnya janjian jam 3 di sekitaran TMP, tapi kan ujan bok...ya saya minta aja ketemuan dalem MATOS daripada saya berdiri-diri di depan TMP, nanti saya dikira mau jual diri...*ehhh* Si mbak OLSHOP ini susah banget dihubungi, ditelpon gak diangkat, di sms gak dibales...akhirnya setelah dibales... dia bilang "baru selesai ngajar dan oke...ketemuan di MATOS karena kebetulan lagi mau ke MATOS juga" Saya tungguin tuh, karena saya ngerasa bersalah udah nelpon-nelpon, saya bilang "yaudah santai aja, saya gak kesusu...saya tunggu dan tolong kabari..."
Masih tanpa kabar, dan saya mulai pegel muterin MATOS 45menit tanpa hasil. Ada sih hasilnya...mupeng! Mupeng ama semua novel di Gramedia. Saya akhirnya melipir ngopi di Maharaja Food Court, MX Mall, Mall samping MATOS. Alaaah...cuman berapa langkah siy MATOS ke MX Mall... gak sampe nyebrang kali, puuun... tapi si Mbak OLSHOP gak mau ke MX Mall, katanya dia udah terlanjur di MATOS. Pas saya bilang duit saya gede pun dia bilang gak punya kembalian... Oemji.. Bisa gitu yaaaa kalau pedagang laris... Pembelinya yang kudu ngejar-ngejar... Setelah whatsapp mulai bisa digunakan kembali dan akhirnya saya kirim pesan lagi ke mbak OLSHOP : "yaudah, setelah saya makan, saya samperin ke MATOS dan saya cari tukeran duit dulu ya..." Baru deh tu...dijawab ama mbak OLSHOP "okeee". Dalam hati saya : "TUH KAN?!?" *aseli gondok* Dan lagi-lagi...setelah saya selesai makan dan kirim whatsapp, gak dibales-bales, padahal kan saya dah siap-siap pulang tuh, masa' iya gak jadi siy...udah salah angkot 2x neh...KUDU KETEMU!!! Saya telponin..gak diangkat...akhirnya dibales pake whatsapp sama si Mbak "di parkiran samping aja ya...saya lagi ngeluarin motor..." oh, dan lagi-lagi saya ngerasa bersalah. Tapiiii karena saya gak familiar ama parkiran motor di MATOS dan jujur aja, emang gak pernah naek motor kalo ke MATOS, saya gak tau kudu tunggu di mana...sambil ujan-ujanan saya tolah-toleh tu didepan pangkalan taksi... Dapet pesen lagi dari mbak-nya "kamu dimana, aku keujanan nih.." EH SAMAK DONG... duuuuh! Aselik dah gondok....wong sama-sama menuju parkiran kan pastinya sama-sama keujanan yaaaa, ngapain juga dia pake bilang gitu. Apalagi di awal saya juga udah bilang "saya gak bawa kendaraan, karena ada tetangga hajatan, makanya gak bisa ngeluarin kendaraan..."  ya...jadi saya gak bawa kendaraan... ADA YANG GAK PAHAM GAK NIH? Kebangetan kalo ampe gak paham... *makan gabah bareng burung emprit* DAN KETEMU. Mbak OLSHOP nya cantik deh... Tapi wajahnya asem. Saya cuman bisa bilang "aduh, maap..." dijawab : "Gak papa..." Lhah...kan kudunya saya yang dapet penjelasan kenapa dia gak mau ke MX? yaudah siy...saya korek-korek tas saya nyari duit 22rebu buat sebotol body mist Bali Ratih aroma Chamomile.. GOSH...!!! Mending pesen di mbak OLSHOP yang rumahnya di Dau itu atau sama mbak-mbak OLSHOP yang juga anak UB itu de...dianter ke rumah, gak pake rewel apalagi ribet! HIH! Ongkir gratis, pun... HUH! Bye, mbak...moga dagangan yeiy makin lareeeeeesssss... amin! 
-------------------------------- BATAS AKHIR MEMAKI MBAK OLSHOP ------------------------------

Rute ke-6 : PULAAAANG!!! tapi... angkotnya apaan yak dari depan MATOS???
Ini udah jam 5 sore. Jarang-jarang nih saya gentayangan diatas jam 5sore. Pede aja naek angkot GL lagi pas pulang...didepan MATOS naeknya, karena pikir saya, "tadi berangkatnya kan turun diseberang MATOS jadi pulangnya pasti disisi-sebaliknya..." Dan lagi-lagi tanpa nanya pak supir...(IYA SAYA TAHU ITU KEBODOHAN KEDUA DAN SAYA LAYAK DISEBUT KELEDAI...) feeling saya pun bilang "kayaknya, ini bakalan salah jurusan lagi deh..." sementara langit masih juga ramai dengan gerimis yang sepadat antrian supermarket di tanggal muda... Sementara saya pasrah di dalam GL (dan GL yang lewat persis depan MATOS ini puter balik ya di bunderan jalan Bandung dan pergi ke arah yang saya yakinnya itu menuju arah Gadang), ternyata GL itu melewati depan supermarket Lai-Lai. Saya pun turun didepan Lai-Lai. "Masuk bentar ah, daripada rugi ongkos..." Bener aja...dalam Lai-Lai ada sekotak onde-onde, harganya cuman 6ribu rupiah saja... Tapi...kalau saya beli itu onde-onde, duit saya abis-biiis dooong... "besok belanja sayurnya gimana?!?" Another 3rebu melayang...
Saya nanya lagi akhirnya ke pak Parkiran Lai-Lai..."pak, kalau ke Arjosari naek apa ya?" Him : "oh, jalan ke sana, *nunjuk jalanan setelah lampu merah*, atau naik ADL aja disebrang sana...*nunjuk arah sisi sebrang Lai-Lai, jalan yang sepertinya itu arah ke Splendid*. And yes...the power of "kepepet" makes me gak ngurus pokoknya nanya orang dan kudu sampe rumah! Masih keujanan dan ntah karena tuah siapa saya keujanan hari ini, saya naek ADL seperti yang diarahkan oleh bapak Parkiran Lai-Lai. Terimakasih pak...dan selamat bertugas! *lah...* Saya udah blank tuh...udah gak bisa inget-inget jalan lagi...pokoknya pasrah aja di dalem ADL ini. Dan sampailah ADL di depan stasiun Malang Kota wah ya udah saya turun aja di seberang stasiun karena saya inget, sebrang stasiun kan dilewatin ABG yang bakalan membawa saya menuju perempatan Cengger Ayam, tempat dimana semua ini bermula...HORE! *apaan coba...*

Dan...sekian perjalanan saya bersama angkot-angkot di kota Malang. Perjalanan saya diakhiri di angkot ABG yang penuh sesak dengan orang-orang yang mungkin sama seperti saya, merindukan kehangatan rumah untuk berlindung dari dinginnya udara di luar sana yang masih basah karena rintikhujan...

PS : diselesaikan dalam keadaan jaringan spidi lemot, laptop sempat hang dan makan gado-gado dari hajatan orang depan rumah. Byuh..hari ini saya 2kali makan bumbu kacang. *mules*
PS lagi : jadi...total ongkos angkot tadi berapa hayo? Yak.. Rp. 21.000,00 dari 7x angkot yang udah saya tumpangin dengan 4x salah jurusan jadi saya rugi = Rp. 12.000,00. *perhitungan banget jadi orang*
PS lagi-lagi : seperti kata pepatah "Malu bertanya...ongkos melayang percuma..."

HAVE A GREAT DAY!