Saturday, December 24, 2016

Kedai Favorit Kala Musim Hujan dan Lapar, Sanger!


Sebenarnya sudah banyak kedai atau warung makanan yang bertemakan "aceh" atau melayu di kota Malang ini. Tapi... yang menyediakan lokasi parkir roda empat yang nyaman (tanpa kuatir diomeli pemilik lahan yang lain) ini hanya beberapa saja.
Ada satu tempat di dekat rumah, ramai juga. Hanya saja saya kurang cocok dengan rasa kopi acehnya. Terlalu encer menurut saya. 
Ntah apa memang yang benar rasa kopi aceh adalah seperti itu tapi saya hampir tidak bisa merasakan kopi tersebut, hanya tercium aroma dan terasa sedikit pahit saja.

Oke.

Fokus ke kedai mie dan kopi aceh yang satu ini saja ya, 
SANGER namanya.
Kalau saya pernah baca entah dimana, konon, "sanger" ini dibacanya "sama-sama ngerti", e-nya dibunyikan tidak seperti e pada kata "bebek".

Tapi, saya sedari dulu taunya e-nya ini dibaca seperti pada kata "bebek".

Lepas dari semua penjelasan di atas, saya sungguh menyukai rasa makanan dan kopi disini. Saya sudah beberapa kali makan dan ngopi di sana sekalipun saya sulit sekali mendapatkan sinyal XL di tempat ini. 
(Mungkin hanya gadget saya saja ya yang rewel? ;'D)

Plusnya lagi ternyata tidak sulit menemukan lokasi untuk roda empat di tempat ini. Awalnya saya selalu ragu berkunjung ke tempat ini karena rukonya terletak di dekat perempatan lampu merah yang hampir selalu padat dan sekitar rukonya juga selalu ramai.
Setelah dua kali kesana akhirnya menemukan petugas parkir yang memberitahu saya bisa parkir disebelah mana saja. 
Asik!

Beberapa menu yang sering saya pesan 😎
Kopi sanger.
Kopi susu ini : Favorit!
Ini buku menu yang lama tapi seingat saya harganya masih sama.
Sempat memesan kopi terbalik atau kopi khop meulaboh.
Pun enak!

Mie kuah.
Tingkat kepedasan bisa disesuaikan.

Nasi goreng telur.
Sayangnya acar bawangnya ini seringkali tidak ada :'D

Pengunjungnya memang rata-rata mahasiswa, tapi sepanjang kopinya enak dan memenuhi selera saya, okelah. Saya muka badak saja :p

Kedai makan ini sudah buka dari pukul 10 atau 11 saya lupa, yang jelas ini bisa menjadi lokasi alternatif untuk makan siang di kota Malang.
Terlebih cuaca akhir-akhir ini yang seringkali mendung dan hujan, sajian makanan berkuah dan berempah serta beraroma kuat seperti masakan melayu ini tentunya akan cocok sekali.
                                      
Oke kalau menurut penilaian saya

Taste : 4 out of 5
Service : 4.5 out of 5
Facility (park and wifi, etc) : 4 out of 5
Price : 4.5 out of 5
Ambience : 3.5 out of 5

Semoga berguna sebagai referensi kuliner liburan kalian ya!
Selamat berlibur!

PS : opinions are mine. I paid my own bills. Shut your negative fuss. :p
                                             

Monday, December 19, 2016

Piknik Kekinian Di Bukit Delight, Kota Malang.

Suasana perbukitan di dalam kota?

Untungnya ya masih ada di kota Malang yang mulai ijo ruko-ruko ini.

Mumpung masih dalam suasana liburan, saya ingin mengenalkan kalian pada sebuah tempat yang sedang ramai dibahas, Bukit Delight.

Sejatinya lokasi "Bukit Delight" ini tidak terletak di tengah-tengah kota banget. Lokasinya sudah agak sedikit mendekati kota Batu, wajarlah jika jalanan menanjak, berkelok-kelok, dan pemandangan sawah ladang serta hijau-hijau lainnya adalah hal yang mudah kita jumpai.

Kalau kalian bukan orang (yang paham jalanan di) Malang dan ingin mengunjungi Bukit Delight ini, sebenarnya tidak sulit juga menemukan kafe yang berlokasi di daerah Joyogrand ini. Tapi sebaiknya selalu gunakan maps kalian agar tidak nyasar dan kita jadi tampak lucu. Hahaha.

Welcome!
Kopi hitam 10 ribu (kalau tidak salah).
 
Seperti biasa, akhir-akhir ini saya senang sekali cari angin.
Maksudnya nongkrong-ngopi di tempat yang viewnya tidak membuat sakit mata, pokoknya saya lagi suka tempat yang lega dan banyak anginnya.

Eh.....

Kok saya cocok nongkrong-ngopi di Bukit Delight ini.
Yang jelas.. Harga bersahabat!
Saat itu saya datang pukul 15.30 sementara tempat ini baru beroperasi pukul 4 sore tapi herannya, sudah banyak pengunjung yang berfoto-foto sambil menunggu jam order dibuka.

Dan sebenarnya pak bojo lah yang semangat untuk mendatangi tempat ini.
:')))
Lalu...
Pesan apa disana?

Nih..
Cuman cemilan dan kopi saja karena sebelumnya kami sudah makan nasi pecel Glintung yang lumayan legendaris itu :p

Dimsum 15ribu.
Tahu bakso (sekitar) 10ribu.
Murah kan?
Tempat yang baru benar-benar dibuka pukul 4 sore ini terbilang "hits" di kalangan penikmat tongkrongan kekinian. Tidak sedikit anak sekolah, belum ganti baju sekolahnya tapi mereka sudah duduk-duduk cantik di sana sambil menikmati sore hari.

Tapiiii...
Kelemahan tempat ini 1.
Kalau hujan bagaimana nih? :'D


Liat deh, kalau hujan deres, mau berlindung dimana? Hahaha.
Tapi untungnya saat itu tidak hujan.
Ada 1 bagian tempat duduk yang aman dari hujan tapi ya...kalau sedang full house, mau ditaruh dimana para pengunjung tersebut? :D

Ga usah di rate ya?
Yang pasti tempat parkirnya luas.
Wifi... lupa ih ada apa gak. Hehehe.

Well, selamat berlibur dan berkumpul bersama keluarga..

Tuesday, December 13, 2016

Experiencing birthday at the Skyroom, Best Western OJ Malang

Ulang tahun saya memang sudah lewat lama sekali.
Post ini juga tertunda akibat saya terlalu panik dan sedih dengan sakit yang saya alami.

Berhubung sekarang saya, alhamdulillah, sudah baik-baik saja, maka saya putuskan untuk share sedikit pengalaman saya ketika sempat merayakan ulang tahun disana...uhuk! :)))
(Umur dah banyak, masih ngerayain ultah aja jeng....)

Sebenarnya saya pribadi tidak terlalu tertarik mengunjungi tempat ini.
Hanya saja rasa penasaran belum usai jikalau belum membuktikan sendiri.
Terlebih, tempat ini pastinya lebih banyak dikunjungi "anak muda", maka saya datang kesana hanya berharap, semoga makanannya enak.
Dan memang tempat makan dan nongkrong yang rooftop-rooftop begini agaknya sedang hype sekali.

Suami sayalah yang paling antusias mengajak saya untuk merayakan ulang tahun saya disini.
Ntah mengapa, biasanya ia malas mengunjungi tempat yang isinya kebanyakan para abg.
Jam 7.30 malam kami sudah tiba di lokasi untuk segera memesan makanan.

Saat itu sudah ada beberapa pengunjung dan saya cukup lega ternyata rata-rata usia pengunjung cukup beragam, tak hanya abg saja. :D
Sebenarnya juga saya cukup bingung memilih lokasi mana yang paling enak untuk duduk, mengingat lokasinya yang terletak di lantai paling atas alias roof top dari Best Western OJ Hotel ini tentunya kita akan dipastikan terpapar angin malam kota Malang yang lumayan dingin saat itu.

Kami memutuskan memilih tempat duduk agak sudut, bersebelahan dengan pintu masuk dan tempat meracik minuman sebab tempat itu yang kami rasa cukup hangat, tidak terlalu banyak angin.
Ya...maklumlah, sudah gampang masuk angin meski usia baru 33 tahun. :))

Live music bisa dipastikan menjadi salah satu "fitur" yang diandalkan oleh tempat ini.
Beberapa pengunjung datang silih berganti dan kami masih sibuk memilih menu yang kira-kira dapat cukup mengenyangkan.




Maaf jika gambar menunya tidak terlalu jelas, saya agak malas mengeditnya dan kamera gadget saya memang kurang bagus bila digunakan di tempat dengan cahaya temaram seperti Skyroom ini.

Price wise, nampak standart.
Namun...
Begitu pesanan datang, barulah dirasa cukup mahal karna porsinya sedikit, hehe... jadi, kalau mau kesana lagi sebaiknya tidak dalam keadaan perut kelaparan. Hahaha.



Kami memesan spaghetti (karena saya tidak mau ambil risiko memesan makanan aneh-aneh tapi ujung-ujungnya rasanya tidak sesuai harapan), sup kimlo (sup ini datang paling akhir sampai kami tak sadar kalo kami memesan sup hahahaha), sapi lada hitam, kentang goreng dan es teh serta tentunya kopi yang kami pesan usai memakan semua makanan di meja.
Tak lupa sebuah cake, karena saya pecinta dessert dan opera cake yang saya pilih untuk malam itu.



Nah, anggap saja ini cake ulang tahun saya :)))
Dan jangan salah, ini porsinya sungguh keciiil... :')
Tapi memang porsi makanan di tempat-tempat seperti ini rata-rata sedikit, kalau mau porsi besar...ya ke warung. Hahaha.

Kalau saya boleh menyimpulkan...

Taste : 3.5 out of 5
Price : 3 out of 5
Service : 3.5 out of 5 (nungguin cakenya lamaaaa :'D)
Facility : 3.5 out of 5
Ambience : 4 out of 5

Mungkin kalau kesini lagi nunggu ditraktir aja, hehehehe.

PS : opinions are mine coz I paid my own bill ;)

Thursday, December 1, 2016

Ngopi sepoi-sepoi di... My Kopi-O Indonesian Bistro

Hola 
Halo!
:D

Bahas tempat jajanan lagi deh.
Karna post ini sudah tertunda cukup lama.
Banget! hahaha.

Kalau sore-sore, enaknya ngopi-ngopi di halaman belakang rumah,
Lihat-lihat yang ijo-ijo atau cari angin yang seger lah.

Rumah saya kebetulan halaman belakangnya cuman seupil. 
Pun sudah tertutup beton rumah orang... 
(yanasiiiib tinggal di cluster, hahaha)
Jadi gimana dong?

Kalau ada uang jajan lebih (alhamdulillah...)
Ini salah satu rekomendasi saya.

My Kopi-O Indonesian Bistro.

Iya, ini coffee shop franchise.
Banyak lah brand ini tersebar di kota besar.
Tapi untuk "varian" Indonesian Bistro ini memang memiliki kelebihan.

Apa kelebihannya?
Mereka menyediakan menu masakan Indonesia (masa sih jeng... :'D)
Ya iyalah...namanya juga Indonesian Bistro.
Nih lihat apa yang saya pesan saat itu.


Nama menu....lupa. Maap. :p
Deskripsi menu... nasinya uduk, lauknya rendang dan sate ayam, urap-urap sayur, sambel goreng ati dan ikan teri.
Harga... 40ribu sekian. Lupa pastinya. 

Kalau di My Kopi-O bisa dipastikan untuk minumannya saya akan memesan Ice Cappuccino karena porsinya banyak dan rasanya pas. ;)

Sementara yang membuat saya nyaman di My Kopi-O yang ini adalah halaman belakangnya yang menurut saya membuat saya seolah berada di halaman belakang rumah. (Rumah orang... hahahaha)



Semoga kelihatan halaman yang saya maksud itu.

Fave spot.
Paling enak kalau maen kesini saat jelang sore, anginnya enak deh.
Bawaannya pengen bawa bantal guling dan tidur!
:))))

Kalau boleh saya beri penilaian

Taste : 4
Ambience : 4.5
Service : 4
Price: 3.5
Facility (wifi? and parking lot) : 4

PS:
Opinions are my own. Coz I paid my own bill. ;)

Monday, November 28, 2016

I learn something new.

It's been a long time since my last post.

Sebenarnya kelewat pengen nulis macam-macam tapi...
Saya dihadapkan pada sebuah keadaan yang memberikan pembelajaran lain.

Beberapa hari setelah tanggal ulang tahun saya yang ke-33, saya merasakan nyeri di bagian dada.
Bulan Oktober memang bulan "breast cancer awareness", maka seketika itu juga saya jadi ngeri sendiri.
Saya mencoba membandingkan dada sebelah kanan (yang terasa nyeri) dengan dada sebelah kiri.
Pikiran semakin semrawut ketika saya menemukan benjolan di dada kanan.

Panik mencari info dimana saya bisa memeriksakan benjolan ini sesegera mungkin.
Padahal saat itu hari...... Minggu.
Dokter mana yang mau periksa saya hari itu?
Mau ke UGD juga pastinya akan dirujuk untuk pemeriksaan lebih mendalam keesokan harinya.

Hari minggu itu saya habiskan dengan keputus-asaan mendalam. 
Berharap janji pemeriksaan yang saya buat dengan dokter untuk keesokan hari dapat berjalan lancar. 

Usai subuh saya sudah tidak bisa tidur lagi.
Menunggu pukul 7 pagi untuk segera berangkat ke RS.

Hasil pencarian mesin Google membawa saya ke salah satu RSIA di kota Malang yang katanya memiliki klinik khusus untuk penanganan penyakit serupa yang saya alami TAPI... ternyata alat yang mereka punya sedang RUSAK.
Padahal saya sudah berharap sekali mendapatkan jawaban dari ahlinya di Senin siang itu.
Saya langsung menelpon laboratorium yang cukup punya nama di kota ini. Pemeriksaan baru bisa dilakukan sore hari dengan dokter laki-laki pula.
Saya tidak peduli! Yang penting saya tau benjolan apa yang ada di dada saya ini.

Jam 4 sore saya sudah siap di depan ruangan USG.
Lagi-lagi berurusan dengan USG yang bukan untuk memeriksa yang saya harapkan.
Yasudahlah.
Pokoknya keingintahuan saya terjawab.

Dan ini diagnosa dokter sp. radiologi dari hasil pemeriksaan USG mammae saya.

doa

Fibroadenoma Mammae atau biasa disingkat dengan FAM.

Singkatnya, saya memiliki tumor jinak di dada kanan.
Sekalipun ini jinak, saya memaksa untuk dilaksanakan prosedur operasi sekalipun tidak ada jaminan saya akan 100% bebas sebab ada teman saya yang memiliki FAM dengan jumlah lebih banyak, sudah dioperasi dan ternyata FAM tersebut tumbuh kembali.

Semua memang tergantung bagaimana menyikapinya.
Dokter berkata, salah satu pemicunya (secara umum) adalah hormon yang sementara hormon juga dibentuk oleh lemak (kolesterol). Menjaga asupan makanan agar tidak terlalu banyak kolesterol adalah salah satu anjuran dokter pada saya. 
Sementara teman-teman saya banyak yang panik dan meminta saya menjadi vegetarian. 
Ada lagi ide diet yang sebenarnya menarik, boleh makan lemak dan protein hewani tapi saya dilarang mengkonsumsi karbohidrat dan gula.

Ugh. I won't torture myself.

Punya penyakit seperti ini memang menyedihkan dan menakutkan awalnya.
Meski lambat laun saya bisa menerima keadaan ini.
Saya mencoba makan buah lagi karena dalam waktu 5 tahun terakhir, saya hampir tidak pernah makan buah.
Mungkin 1 tahun sekali saja saya makan buah, itu juga buah yang saya suka dan jumlahnya tidak banyak. 
Saya juga mulai mengurangi makan di luar (jajan atau makan berat lainnya).
Saya semakin rajin masak meski ini jelas menguras tenaga, tapi saya hanya ingin penyakit ini tidak kambuh menjadi sebuah keganasan atau yang kita kenal sebagai.....kanker. 
Plus, biaya operasi sungguh mahal. :'(

Cheating day tetap ada, ketika saya sudah tidak sanggup masak atau waktu berkumpul dengan keluarga yang biasanya akan ada agenda rutin makan di luar.
Sebab, jika memaksa ikut aturan hidup sehat secara mendadak, waduh.. saya bisa makin stress dan stress adalah faktor pencetus paling berpengaruh besar pada penderita sakit apapun itu. 

Selain dipicu oleh hormon tidak seimbang, gaya hidup tidak sehat (mulai dari asupan nutrisi sampai dengan kondisi lingkungan yang makin tidak sehat) dan stress merupakan faktor paling berpengaruh.
Kita semua mungkin tidak menyadari bahwasanya sebagai manusia modern tidak akan lepas dari yang namanya stress. 
Terlebih stress pekerjaan.

Mungkin saya harus mau belajar ikhlas lebih giat lagi.
Mencoba mengikhlaskan semua yang memang sulit untuk digapai jika memang tenaganya sudah tidak memadai lagi.

Saat ini saya masih dalam masa recovery.
Semasa saya di RS, banyak sekali perawat perempuan yang bertanya pada saya bagaimana cara menemukan benjolan tersebut dan bagaimana gejala yang menyertainya.
Rupanya, banyak yang belum berani memeriksa payudaranya sendiri ya. :D
Operasi telah dilakukan pada tanggal 9 November lalu.
Tanggal 17 November baru buka perban dan baru bisa benar-benar mandi.
Bekas jahitan belum sepenuhnya pulih, masih kemerahan dan saya juga masih ngeri melihatnya.
Dokter meminta saya melakukan cek up rutin per 6 bulan.
Jika 2x cek sudah tidak ada pertumbuhan lain, bisa dikatakan "aman".

Bagi siapapun yang membaca tulisan ini, saya mohon doa baiknya untuk saya ya.. 
Terimakasih.
:*

Tuesday, October 18, 2016

Angkringan Tjak Gareng, Suhat, Kota Malang.

Saya selalu tertarik mencoba setiap angkringan yang ada di kota ini.
Karena saya selalu suka sate usus yang merupakan salah satu menu wajib (andalan?) yang harus ada disetiap angkringan.

Masalahnya...
Saya tidak terlalu suka duduk di bawah alias lesehan.
Punggung lekas lelah, kaki hampir selalu mengalami kesemutan.
Beruntung jika saya mendapat meja di dekat kompor yang mana akses dengan makanan semakin mudah. Duduk enak. Nambah makanan juga cepat, hahaaaa.

Lalu,
Beberapa waktu ini perhatian saya tersita pada suatu angkringan yang terbilang baru. 
Saya hampir yakin ini tempat masih baru banget. Hehe...

Tempatnya bukan tempat baru.
Dulunya, tempat yang sekarang berubah menjadi angkringan ini adalah sebuah kafe.
Yang pertama kafe kopi. 
Yang kedua kafe jajanan.
Ketika berubah menjadi kafe jajanan, saya tidak pernah sekalipun mengunjunginya.
Saya memang enggan mengunjungi tempat yang (misalkan mereka menyediakan menu) kopinya kurang nampol.

2x saya mengunjungi tempat ini.
Pertama, sore jelang malam hari. 
Kebetulan saya sungguh lapar.
Maka segera saya meminta menu..

Harganya cukup ramah dengan kantong :D

Saya segera diajak untuk memilih lauk, lauk-lauknya diletakkan di dalam sebuah rak display agar terhindar dari lalat sebab siang hingga sore para lalat masih berpatroli mencari makanan.
Lepas maghrib, makanan mulai ditata di meja dapur dekat pintu masuk sehingga memudahkan pengunjung untuk segera memilih dan tentunya semakin menggoda untuk nambah dan nambah lauk :)))

Angkringan modern, tidak lesehan.
I love it! ;)

Tempatnya cukup luas, lokasi parkir untuk roda 4 juga tersedia cukup lega.
Ruangan pengunjung terbagi menjadi 2, bagian teras seperti foto diatas dan bagian dalam yang mana jika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam maka pengunjung akan dihibur dengan home band yang ada.

Kebetulan foto ini diambil 30 menit sebelum kedatangan home band.

Pak bojo yang baru pulang dari Eropa langsung sumringah dan semangat memesan gorengan. 
Maklum, 9 hari beliau tidak makan gorengan :)))
Saya sendiri masih setia memilih lauk-lauk saya dibakar ulang daripada digoreng ulang ;)

Pepes tongkol 4rb.
Sate usus 2rb.
Sate bakso ikan 3rb.
Ayam..lupa! :')
Rasanya?
Hmmm.. tidak nolak untuk kembali lagi kesini.
Wifi... saya lupa di sana ada wifi atau tidak.

Jadi... kalau boleh disimpulkan

Rasa : 4 dari 5
Suasana : 4.5 dari 5 (I adore pinggir jalan raya besar dan ramai :p)
Fasilitas : 3.5 dari 5
Servis : 3.5 dari 5 (2x kesini 2x juga lama nunggu kasir menghitung pesanan saya)
Harga : 4 dari 5

Oh, kabar baiknya...
Mereka buka 24 jam.
Cocok buat yang kelaperan tengah malam dan pengen nongkrong cari angin ;)


PS : opinions are my own. I paid my bills by myself. Thanks.

Monday, October 17, 2016

Unpacking souvenirs from pak bojo, wohooo!

Jadi, ceritanya..
Minggu lalu pak bojo ada acara kantor, celebration apalah.
Biasa.. kantor pak bojo ini banyak banget acara yang bertajuk "celebration".
Tapi ini celebration paling spesial, karna untuk bisa mengikutinya harus melalui beberapa persyaratan.
Intinya, he made it.
Then, he sent to London and Spain!
For almost 9 days.
Huhuuuu... :')

Sebenarnya tahun lalu pun pak bojo bisa berangkat ke Eropa. 
Durasinya pun sama, hanya saja tujuannya untuk tahun lalu lebih kece.
Bisa ke Perancis, Italia dan Belanda.
Tapi yah, sudahlah.. ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan :')

Selama hampir 10 hari kebelakang, saya penuh kekuatiran.
Bagaimana tidak, berkirim kabar dengan perbedaan waktu yang cukup lama ini cukup membuat bingung juga.
Kami baru bisa berkirim kabar via suara saat pak bojo tiba di hotel, biasa.. memanfaatkan koneksi wifi. :D

1st picture he sent to me when he arrived at Heathrow, London.
Oh I'm so relieved.

Belum lagi dengan banyaknya kejadian pesawat yang, ah saya enggan menyebutnya, mendadak ngeri sendiri.
Tapi intinya, alhamdulillah..semua sudah terlewati dan pak bojo tiba dengan selamat di rumah.

Now, it's time for unpack his suitcase, souvenirs! 
Wohoooo! :D

Hore! Hahaha.
Iya, Twinings nya ini hasil menjarah kamar hotel :p
Teh!
Saya berpesan pada suami saya, kalau mau bawa oleh-oleh, beli teh saja. 
Bukankah orang Inggris terkenal dengan kebiasaan minum tehnya?
Berhubung harga teh di sana tidaklah murah, akhirnya suami saya sadar pentingnya "membersihkan" teh yang disediakan oleh hotel.
Bagusnya lagi, teh yang disediakan di hotel London tersebut adalah Twinings! 

Kalau disini kan Twinings biasanya disediakan di resto atau kafe yang fancy.
Rasanya memang beda, wanginya juga enak. 
Tapi..
Jujur..
Lidah Jawa ini susah move on dari teh melati atau teh-teh warung sejenisnya. Hahaha!

Saya coba cek di web, karena saya belum pernah melihat kemasan Twinings seperti yang dibawa pak bojo pulang.
Agaknya memang kemasan khusus UK.



Mungkin Twinings disini semacam teh sariwangi atau teh sosro.
Saya cek di website, teh ini termasuk murah. 
Per bungkusnya (harusnya) beratnya 2g itu kan?
Jadi, jika dirupiahkan...


Waduh, jikalau kita membeli teh sariwangi bisa dapat 1 dus isi 25 kantong tuh.
Ya...nambah beberapa rupiah sedikit... :p

Barang jarahan lainnya.
Kurang banyak, yung! :)))
Pak bojo juga membeli beberapa teh di toko suvenir sesuai pesan saya. 
Tapi beliau lupa berapa saja harganya, yang jelas.. di London hanya teh yang mampu ia bawa pulang dalam jumlah banyak. Hihiiiii

Kopi!
Kopi ini pak bojo beli ketika ia berkunjung ke salah satu obyek wisata di sana.
Stonehenge.
Pak bojo bilang "aku liat batu tumpuk." :))))
Pak bojo juga membeli 1 syal wool di toko suvenir tersebut.
Syal yang cukup bagus dengan harga 10 Pounds. 
Mahalnya.. :')
Tapi lagi-lagi pak bojo lupa berapa harga sebungkus kopi ini.
Coba lihat baik-baik tulisan di kemasan kopi ini.

See where my finger is pointing at?
Yap. Ini kopi campuran kopi Sumatera, Indonesia.
Negara kita! :)))
Pak bojo sama sekali tidak sadar kalau kopi yang dibelinya ternyata kopi blasteran Indonesia. Hahaha.
Tak apa. ;)
Intinya cukup senang ternyata kopi kita benar-benar sehebat itu.

Celengan!
Salah satu benda yang cukup saya gandrungi sejak kecil.
Mungkin teman-teman saya tidak ada yang sadar, setiap celengan yang diberikan mereka pada saya, akan saya simpan dan saya pergunakan sebagaimana mestinya. 
Terkadang saya isi recehan. Terkadang saya isi lembaran dengan berbagai nominal.

Saya tau, ini juga banyak dijual di Indonesia..
Tapi kalau beli langsung dari sana, ya gapapa kan? :D

Intinya saya memang suka nyimpen recehan...
Apalagi uang besar. Hahahaha.

Dan.. kado ultah!
Wohoooo... ^^
Memang, saat pak bojo datang, tidak bertepatan dengan hari lahir saya. 
Tapi Oktober ini adalah bulan kelahiran saya dan pak bojo janji mau membawakan sesuatu untuk saya.

Ini cuman bungkusnya aja.
Isinya? Handbag dengan model kesukaan saya.
Thank you, yung.. :*
Ada juga sweater yang pak bojo beli untuk saya di Spanyol.
Kata pak bojo.. harga di Spanyol sedikit lebih masuk akal daripada harga di London. 
Maka dari itu, beliau lantas tak ragu membelikan tas dan sweater tersebut untuk saya, sekalipun jika dirupiahkan.. terbilang mahal juga. :')))
*once again, thank you yung!*
Intinya... tetep ya, harga barang-barang di Indonesia(dan juga produk asli Indonesia) ini sungguh murah.

Semoga... besok-besok ada rejeki lebih sehingga bisa benar-benar ikut pak bojo kalau ada acara seperti ini, hahahaaaaaammmiiiin.

I love you, yung!
:* 

Thursday, October 13, 2016

Jalan-jalan ke alun-alun kotaku, kuy! ;)

Pasti tahu ya, kota Malang identik dengan bahasa 'kiwalan' alias bahasa 'walikan' atau balikan.
Lucunya, tidak semua-mua bisa dibalik begitu saja.

Meski orang Malang berbahasa Jawa, tapi yang dikiwal bukan berarti hasilnya harus bahasa Jawa juga, misal nih..
"aku moleh sik yoh" yang artinya : saya pulang dulu ya 

maka... bahasa kiwalannya jadi 

"ayas ngalup kidhis yoh"

yang mana kalau diterjemahkan secara harfiah jadi : saya pulang dhisik yoh,  
nah duh..kok campur-campur dengan bahasa Indonesia?

Haha...disitulah seninya bahasa kiwalan.
Coba gugel aja deh, karena bakal panjang kalo cerita tentang bahasa kiwalan ini.  

Lepas dari bahasa kiwalan, alun-alun kotaku juga tidak kalah menyenangkannya untuk dikunjungi. 
Coba deh jalan kesana saat siang jelang sore. 
Kemarin saya melakukannya lagi dan beruntungnya pada saat itu cuaca cerah, meski sudah masuk musim penghujan, tidak ada awan mendung. Sinar matahari cukup bersahabat, sama sekali tidak menyengat bonus.. tiupan angin sore yang sejuk dan sedikit dingin.

Jangan lupa, menyebranglah di zebra cross :D
Tengah hari, hari efektif, relatif sepi.
Coba hari libur.. sudah penuh orang berfoto di depan tulisan tersebut :))

Jelang sore hari, hari efektif, pengunjung mulai berdatangan.
Selfie! Oh I wish I got a selfie stick! ;))

Far behind, it's a bird cage. Covered with vines plants.
Please don't stomp the grass :')
Pagupon alias rumah burung (dara)

Did I forget to tell you, it's near with Masjid Jami'.
It places across the mosque.

Sebenarnya ini foto lama, tapi cuaca sekitar dan keadaannya masih tetap sama kan? 

Ini juga foto lama, ketika menemani kawan yang kebetulan berkunjung ke kota Malang.
Cuacanya juga jauh beda, ini saat sedang panas-panasnya.

Lepas sudah rasa lelah setelah berjalan lumayan jauh menyusuri Pasar Besar kota Malang.
Yaaaa...biasalah umur 30++ begini, hobinya jalan-jalan ke pasar! :D

Asal tidak hujan, duduk-duduk cari angin di alun-alun ini bisa menjadi alternatif hiburan murah meriah. Keadaan lalu lintas di sekitarnya juga tidak terlalu padat (terkecuali jam pulang kantor), saya rasa polusi udara pun tak akan terasa begitu menyesakkan. 
Namun untuk bulan-bulan seperti ini, dimana angin bertiup sungguh kencang, untuk para wanita... hati-hati rok dan kerudungnya. Kalau nggak acak-acakan ya...tersingkap. Heheeee.

Have fun taking an evening walk at this square with me?
Thanks for stopping by!


Tuesday, October 11, 2016

Lunch : Buka Baju.

Wah, judul tempat makan satu ini emang greget bener.
Buka Baju alias Gubuk Makan Bakso Keju.

Tergolong tempat makan yang masih baru di kota Malang.
Kota bakso. 
So... cocok ya jika mereka membuka cabangnya di kotaku ini.

Warung bakso bertemakan "industrial"
Demi memuaskan seleranpelanggan yang kekinian :))


Dari namanya saja, kita pasti tertarik dengan bakso keju yang merupakan menu utama (atau andalan?)di tempat ini.
Pas juga hari ini cuaca mendung, saya belum makan sedari pagi, bakso kuah panas-panas...siapa yang nolak?

Langsung saja saya pilih menu bakso campur dengan ekstra 2 buah bakso keju.
Kalau beli bakso keju saja, saya penasaran dengan varian rasa bakso yang ada disana. 
Kalau beli bakso campur saja, hanya ada 1 buah bakso keju dalam 1 mangkuk. 
Ah beginilah kalau lapar. 
Gelap mata. :))

Bakso campur dan gorengannya dipisah.
2 buah bakso keju di sampingnya adalah menu tambahan.

Bakso campur 17 ribu.
Bakso keju @ 3 ribu.
Menurut saya?

Buat kalian yang suka kuah bakso yang bening dengan rasa ringan, go for it!
Buat yang biasa makan bakso dorong atau bakso dengan aroma tajam dan kuah kental serta agak keruh, hmmmm...dijamin "kentang" makan bakso ini, kurang nendang. 
Tapi sejujurnya saya cukup terkesan dengan rasa bakso kejunya.
Enak!

Sesuai dengan harapan saya, bakso keju yang berasa bener kejunya.
Aduh, gimana ya? Hahaha..

Saya pernah makan siomay keju, tapi..siomaynya hanya dominan rasa tepung.
Kalau ini? Hmmmm... ;)

Bonus lain, lokasinya yang terletak di jalan raya utama sehingga parkir untuk roda 4 sangat mudah ditemukan.
Karena selama ini saya selalu menghindari tempat yang sulit mendapatkan parkir untuk roda 4.

Saya masih penasaran dengan menu lainnya seperti menu bakso bakar dan mie ayam. Mungkin dikunjungan mendatang.


Kalau boleh dinilai...

Rasa : 3.5
Harga : 3.5
Fasilitas : 4


PS :
Opinions are mine. I paid my bill by myself.

Sunday, September 25, 2016

IG Posts : Djati Lounge, Malang.

Saya suka sekali mengunggah foto.
Foto apa saja sebenarnya.
Yang saya anggap "lucu'.

Banyak maksud dibalik itu semua.
Beberapa diantaranya supaya saya tidak malas memperbarui blog ini.
Kebanyakan ya... masih seputar makanan.
Who doesn't love to eat? :D

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan pergi bersama kolega pak bojo mencari lokasi untuk acara kantor.
Hanya ber-4 saja. Kebetulan juga saya sedang tidak ada pasien.
Ternyata tak semudah itu menemukan lokasi yang sesuai dengan kriteria kantor.
Kalau nggak kurang ini...ya kurang itu.
Lelah.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore.
Kami menyerah. Lebih karena...lapar!
Haha.
Kebetulan kami sedang berada di kawasan Araya.
Saya teringat sebuah tempat yang sedari dulu ingin saya kunjungi tapi berhembus kabar bahwa tempat tersebut = MAHAL.

Ya..sekali-kali makan mahal gapapa kan :D

"Djati Lounge" namanya.

Sebuah resto dengan kolam renang di dalamnya.
Ada sebuah grand piano di tengah ruangannya dan seorang yang akan selalu memainkannya dan bernyanyi di tiap malamnya untuk menghibur para pengunjung.
Beberapa kursi santai disekitar kolam renang nampak "lucu" sebagai properti tambahan agar foto selfie atau wefie mu makin meyakinkan.
Sekalipun penerangan di dalamnya memiliki tone hangat dan cerah namun cahaya lilin kecil tetap berkelip di masing-masing mejanya. 
Mungkin deskripsi saya tidak cukup mengundang, kalian bisa langsung "gugling" gambarnya agar kalian mengerti maksud saya. ;)

Tiba saat yang ditunggu, buku menu.
Bagi saya, menilai suatu tempat makan selain dari suasana yang ada didalamnya, harga masihlah menjadi faktor penentu utama. Rasa makanan dan minuman bisa mengikuti setelahnya.
Tidak salah apa kata orang. Tempat ini memang....mahal. 
Eits! Mahal bagi siapa dulu? Bagi saya-lah... :))))

Untuk anda sekalian yang berkantong tebal, tak sulit menghamburkan uang di tempat seperti ini. Harga makanan utama yang diatas 80ribu per porsinya dan satu gelas es teh 25 ribu (belum termasuk tax and service) sungguh tak sesuai dengan kondisi kantong harian saya. 
Bagaimana dengan rasa?
Kali ini lagi-lagi saya setuju dengan istilah "ada harga ada rupa".
Pokoknya cocok dengan lidah saya.
Gak cocoknya cuman ama kantong saya aja sih... :')))


Salah satu menu yang saya pesan yaitu salmon panggang...ya saya lupa kan nama lengkapnya, hehe. 
Intinya salmon panggang dengan dressing minyak bawang dan herbs lainnya, sayuran tumis serta kentang lumat goreng.

Secara keseluruhan jika saya boleh menilai, kira-kira begini:
Taste : 4
Ambience : 4.5
Service : 4
Facility : 4
Price : 3

Mungkin tempat ini cocok bagi kamu yang ingin merayakan sesuatu. 
Perayaan tidak harus setiap hari, kan... ;)

Wednesday, August 24, 2016

Wanita yang hanya mau dimengerti..

Sepertinya post kali ini santai saja.
Kebetulan saya sedang ingin menyampaikan sesuatu.
Bukan hal penting.

Tidak jauh dari kisah kehidupan antar manusia, yang berpasang-pasangan.

Akhir-akhir ini saya mendapati, bahwa..
Lelaki bisa tunduk pada pasangannya, dalam hal ini istri.
Sebenarnya, ini cerita lama.
Bahkan sudah ada istilahnya : suami takut istri.

Bentar, saya pengen ketawa dulu.
:)))

Ketawa karena saya iba dengan lelaki macam ini.
Di zaman (eh yang bener jaman apa zaman, sik?) yang menjunjung kesetaraan gender, apa iya..lantas perempuan bisa "menakuti" suaminya?
Kalian ini pasangan atau.... bos-bawahan?
Lho, bahkan bos masa kini dituntut menjadi bos yang mengerti bawahannya agar kinerja perusahaan semakin maksimal, ah masa ngga tau?
:p

Iya, saya sadar. Perempuan sekarang dituntut untuk : mandiri, cerdas, dan bermartabat.
Tapi, tetap saja.. dengan kita yang masih bermukim di bumi nusantara ini dan selama kita masih yakin pada Allah SWT., perempuan adalah sosok yang selamanya dilindungi oleh laki-laki, dibimbing, dan dikasihi sepenuh hati.

Hai kaum feminis, jangan serang saya disini ya, saya hanya sekedar mengutarakan pendapat di negeri yang merdeka ini. :D

Lanjut.

Diawali dari kisah pasangan yang mana sang suami menuntut keberadaan istri sepulangnya ia bekerja namun sang istri sibuk mengejar karier yang entah demi apa sebab sang suami udah kaya dari sononya dan harapan suami sederhana saja, menemui keluarganya, utuh, sepulangnya ia bekerja. 
Keadaan makin rumit karena keinginan mengejar karier tak terbendung, lantas... suami berpindah pandangan pada rekan kerja sekantor yang masih gadis, ntah bagaimana kelanjutannya. Ini memang belum cukup membuktikan istilah "suami takut istri" hanya saja jika mau ditarik sedikit, keinginan istri mengejar karier yang tak terbendung sementara keadaan perekonomian mereka sangat stabil dan sangat baik sekali pun memiliki anak-anak yang menyenangkan (trus apaan lagi sik yang mau dicari, eh?), bukankah ini sudah menunjukkan sebenarnya suami tak mampu (atau takut?)mencegah sang istri? 

Kata suami saya, kalau lelaki mengalah, lebih karena kuatir akan terjadi pertengkaran tak berujung. Namun jika perempuan (yang dalam hal ini saya sendiri, hahaha) terlalu keras kepala maka ia tak akan segan untuk memarahi saya agar saya berhenti memaksakan kehendak saya. That's true! :)))

Bu-ibu...
Percayalah, 
Kaum lelaki sepenuhnya lebih logis atau masuk akal ketimbang kita ini yang lebih mengedepankan perasaan, ya tho?
Jikalau kalian tidak yakin pada(kemampuan menggunakan logika) suami kalian, lhaaaaa ngapain dulu mau diajak kawin? Kebelet?
:p 

Lalu....rokok.
Ha!
Ini nih, barang ajaib.
Udah ya, tidak perlu jauh ke perdebatan rokok haram, yang jelas barang ini "momok" bagi beberapa perempuan sejak saya masih sekolah dulu.
Banyak kawan perempuan saya mengancam pacar-pacar mereka yang kalau masih nekat merokok dengan, "kita putus!"
Hahaaaaa....ajaib banget!
Beberapa kawan lelaki saya ada yang patuh, ada yang (dan kebanyakan) merokok sembunyi-sembunyi.
Untungnya, saya ini besar dikeluarga perokok, sekalipun om saya benci pada iparnya yang merokok, saya tak peduli. Asal saya makan, kenyang, bisa ngerjain PR, nilai ulangan nggak jelek, naik kelas, sebodolah itu om mau ngerokok seberapa banyak.
Bapak saya memang tidak merokok tapi..sejak kecil saya tinggal dengan kakek-nenek, om-tante. Kakek serta suami tante saya ini tergolong perokok berat. Pacar pertama saya juga tidak merokok namun saya tak keberatan melihatnya merokok jika bersama kawan yang lain.
Suami saya juga perokok, lalu ditengah gencarnya kampanye bahaya rokok dan kami yang belum punya anak lantas kadang ada beberapa yang mengkaitkan dengan toksoplasma dan rokok, saya anteng saja. Saya sih yakin aja, Allah SWT itu kaya.. Saya hanya bisa "iya-iya" saja dengan ceramah yang berdatangan dan hanya bisa diam-diam berdoa agar tidak seperti yang diceramahkan mereka, ammiiin :D

Lagi, suami saya berpesan... "mending aku merokok didepanmu tho daripada aku harus merokok sembunyi-sembunyi, kan?"
Dan suami saya juga bilang, kebiasaan merokok hanya bisa dihentikan oleh kesadaran diri perokok itu sendiri. Saya tidak memaksa ia menghentikannya, mengurangi juga kadang jika saya kebetulan sedang tidak enak badan, yakali lagi sakit ada bau asap rokok, no..no..no.
Nah, bagi kalian para lelaki yang merokok sembunyi-sembunyi, kenapa tho kalian harus seperti itu? Apa kalian tidak mampu mendiskusikannya dengan pasangan kalian? Takut.....ya? :)))
Bisa kan, mengajak bicara pasangan kalian, dari hati ke hati.
Mintalah dengan baik pada pasangan kalian...itu juga jika memang kalian punya niat untuk berhenti merokok, sih. 
Kami kaum perempuan pasti luluh jika ada yang meminta dengan jujur dan tulus, heheeee.
Jika memang kalian serius untuk berhenti (merokok) maka lakukan, katakan pada pasangan kalian dan minta pasangan kalian untuk mendukung dan membantu kalian agar bisa mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan merokok tersebut.
Sejauh ini saya hanya bisa membantu dengan memberi makanan pada suami saya agar ia tidak sering merokok. Namun wacana kenaikan harga rokok yang sedang ramai dibicarakan nampaknya membuat suami saya mulai bertekad mengurangi rokoknya, hahahaha.
Saya hanya bisa ketawa saja, saya mengerti pentingnya rokok bagi suami saya. Ini semacam bensin untuk suami saya, maka...saya tidak memaksanya untuk berhenti.
Namun jika ia mulai berpikir untuk berhenti, ya Alhamdulillah tho... :)))

Maaf jika tulisan saya menyakiti beberapa diantara kalian yang mampir membaca tulisan ini.
Sekali lagi saya hanya mencoba berpendapat.
Tidak ada keinginan agar tulisan ini disetujui atau dibenarkan.
Karena, kebenaran hanya milik Allah SWT.

;)

Thursday, August 11, 2016

I'm open for your animal's happiness ;)

Praktek saya akhirnya terendus juga oleh kawan dan kolega.
Haha.

Saya memang sengaja tidak "woro-woro" bahwa saya pada akhirnya memilih kembali berprofesi sebagai praktisi hewan kesayangan.
Yang pernah "maen" di sini otomatis tahu kalau saya sudah praktek kembali.
Oh! Teman-teman dekat serta keluarga tentunya, juga sudah mengetahuinya.

Intinya, saya hanya ingin membantu hewan kesayangan untuk segera dapat ditangani oleh dokter hewan.
Besar harapan saya, para pemilik hewan tidak menunggu hewannya mogok makan 3 hari atau bahkan 1 minggu, baru panik membawanya ke praktek dokter hewan terdekat. 
Dan saya berharap pemilik hewan tidak sekedar merawat dengan membelikan makanan kesukaan hewan kesayangannya saja, tetapi lebih memperhatikan lagi apa yang baik atau tidak baik untuk hewannya.

Pastinya.. kalau uang selalu ada, tinggal bawa ke dokter hewan dan (istilahnya nih..) "sembuhin hewan saya."

Tidak bisa seperti itu...

Jika pemilik tidak benar-benar memperhatikan, mengikuti arahan dokter tentang apa yang harus dilakukan pemilik agar hewannya tetap sehat, maka... kalian pasti akan bosan terus-menerus membawanya ke dokter hewan.

"Lhah, bukannya dokter akan terus dapat uang?"

Hey...iya.
Tapi... saya masih punya hati.

Saya ingin hewan tersebut hidup dalam kondisi sehat dan bahagia.
Bukan yang harus terus-menerus diawasi dokter hewan, ketergantungan akan terapi atau obat-obatan tertentu.

Just bring your pets to me.
I'm giving you the best that I can do.

Itu juga kalau yang sempat baca nih owner dan tinggalnya di kota Malang :p


Monday, July 18, 2016

Zangrandi yang lain.. Zangrandi Grande, Surabaya.

Siapa yang tidak kenal salah satu icon legendaris kota Surabaya yang satu ini.

Zangrandi.

Kedai es krim warisan kolonialisme Belanda yang daya tariknya tak habis dimakan budaya-budaya kekinian.

Malah...
Berkunjung ke tempat-tempat semacam inilah yang bisa disebut "kekinian" oleh anak jaman sekarang. :D

Awalnya, Zangrandi yang kita semua kenal berada dekat Balai Kota Surabaya, depan gedung Balai Pemuda.
Namun...

Saat saya berkunjung kesana, tempat tersebut penuh sekali!
Sementara jam sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam.
Saya sedang bersama keluarga dan keponakan yang mengantuk dan hanya es krim lah yang sanggup membuatnya semangat kembali.

Kami sempat putus asa dan merelakan saja mengakhiri perjalanan malam itu dengan sisa es kelapa yang masih nyangkut di sela-sela gigi.
Sambil menyusuri jalanan kota Surabaya yang masih saja ramai, lalu...
Saya ingat bahwa ada Zangrandi memiliki kedai satu lagi di daerah Dharmawangsa.

Untungnya, kami sedang melalui daerah Kertajaya-Dharmawangsa.
Tibalah kami di lokasi yang dimaksud.


Kedai es krim tersebut nampak bergairah diantara kelelahan kami malam itu.
Sungguh kami bersyukur ternyata pengunjung di dalam tak seramai di Zangrandi cabang Balai Pemuda tadi. 

Sempat kuatir rasa es krim legendaris yang sudah saya sukai sejak saya masih kecil akan berbeda karena kedai ini bukan kedai lawas tempat saya biasa jajan dulu.
Bangunannya baru, hanya saja diberi sedikit sentuhan kolonial didalamnya. Selebihnya, unsur modern minimalis sangat kental terasa.

Saya yang masih kenyang, nekat memesan es krim pancake! Es krim vanilla dengan 2 slices pancake. GOD....


Saya berjuang keras untuk menghabiskan dessert saya malam itu.
Ternyata....

Rasa es krimnya tidak berubah.
Masih sama enaknya dengan yang pernah saya nikmati di masa kecil dulu.


Ah, saya jadi kangen dengan perkampungan tempat saya tinggal dulu....