Wednesday, August 24, 2016

Wanita yang hanya mau dimengerti..

Sepertinya post kali ini santai saja.
Kebetulan saya sedang ingin menyampaikan sesuatu.
Bukan hal penting.

Tidak jauh dari kisah kehidupan antar manusia, yang berpasang-pasangan.

Akhir-akhir ini saya mendapati, bahwa..
Lelaki bisa tunduk pada pasangannya, dalam hal ini istri.
Sebenarnya, ini cerita lama.
Bahkan sudah ada istilahnya : suami takut istri.

Bentar, saya pengen ketawa dulu.
:)))

Ketawa karena saya iba dengan lelaki macam ini.
Di zaman (eh yang bener jaman apa zaman, sik?) yang menjunjung kesetaraan gender, apa iya..lantas perempuan bisa "menakuti" suaminya?
Kalian ini pasangan atau.... bos-bawahan?
Lho, bahkan bos masa kini dituntut menjadi bos yang mengerti bawahannya agar kinerja perusahaan semakin maksimal, ah masa ngga tau?
:p

Iya, saya sadar. Perempuan sekarang dituntut untuk : mandiri, cerdas, dan bermartabat.
Tapi, tetap saja.. dengan kita yang masih bermukim di bumi nusantara ini dan selama kita masih yakin pada Allah SWT., perempuan adalah sosok yang selamanya dilindungi oleh laki-laki, dibimbing, dan dikasihi sepenuh hati.

Hai kaum feminis, jangan serang saya disini ya, saya hanya sekedar mengutarakan pendapat di negeri yang merdeka ini. :D

Lanjut.

Diawali dari kisah pasangan yang mana sang suami menuntut keberadaan istri sepulangnya ia bekerja namun sang istri sibuk mengejar karier yang entah demi apa sebab sang suami udah kaya dari sononya dan harapan suami sederhana saja, menemui keluarganya, utuh, sepulangnya ia bekerja. 
Keadaan makin rumit karena keinginan mengejar karier tak terbendung, lantas... suami berpindah pandangan pada rekan kerja sekantor yang masih gadis, ntah bagaimana kelanjutannya. Ini memang belum cukup membuktikan istilah "suami takut istri" hanya saja jika mau ditarik sedikit, keinginan istri mengejar karier yang tak terbendung sementara keadaan perekonomian mereka sangat stabil dan sangat baik sekali pun memiliki anak-anak yang menyenangkan (trus apaan lagi sik yang mau dicari, eh?), bukankah ini sudah menunjukkan sebenarnya suami tak mampu (atau takut?)mencegah sang istri? 

Kata suami saya, kalau lelaki mengalah, lebih karena kuatir akan terjadi pertengkaran tak berujung. Namun jika perempuan (yang dalam hal ini saya sendiri, hahaha) terlalu keras kepala maka ia tak akan segan untuk memarahi saya agar saya berhenti memaksakan kehendak saya. That's true! :)))

Bu-ibu...
Percayalah, 
Kaum lelaki sepenuhnya lebih logis atau masuk akal ketimbang kita ini yang lebih mengedepankan perasaan, ya tho?
Jikalau kalian tidak yakin pada(kemampuan menggunakan logika) suami kalian, lhaaaaa ngapain dulu mau diajak kawin? Kebelet?
:p 

Lalu....rokok.
Ha!
Ini nih, barang ajaib.
Udah ya, tidak perlu jauh ke perdebatan rokok haram, yang jelas barang ini "momok" bagi beberapa perempuan sejak saya masih sekolah dulu.
Banyak kawan perempuan saya mengancam pacar-pacar mereka yang kalau masih nekat merokok dengan, "kita putus!"
Hahaaaaa....ajaib banget!
Beberapa kawan lelaki saya ada yang patuh, ada yang (dan kebanyakan) merokok sembunyi-sembunyi.
Untungnya, saya ini besar dikeluarga perokok, sekalipun om saya benci pada iparnya yang merokok, saya tak peduli. Asal saya makan, kenyang, bisa ngerjain PR, nilai ulangan nggak jelek, naik kelas, sebodolah itu om mau ngerokok seberapa banyak.
Bapak saya memang tidak merokok tapi..sejak kecil saya tinggal dengan kakek-nenek, om-tante. Kakek serta suami tante saya ini tergolong perokok berat. Pacar pertama saya juga tidak merokok namun saya tak keberatan melihatnya merokok jika bersama kawan yang lain.
Suami saya juga perokok, lalu ditengah gencarnya kampanye bahaya rokok dan kami yang belum punya anak lantas kadang ada beberapa yang mengkaitkan dengan toksoplasma dan rokok, saya anteng saja. Saya sih yakin aja, Allah SWT itu kaya.. Saya hanya bisa "iya-iya" saja dengan ceramah yang berdatangan dan hanya bisa diam-diam berdoa agar tidak seperti yang diceramahkan mereka, ammiiin :D

Lagi, suami saya berpesan... "mending aku merokok didepanmu tho daripada aku harus merokok sembunyi-sembunyi, kan?"
Dan suami saya juga bilang, kebiasaan merokok hanya bisa dihentikan oleh kesadaran diri perokok itu sendiri. Saya tidak memaksa ia menghentikannya, mengurangi juga kadang jika saya kebetulan sedang tidak enak badan, yakali lagi sakit ada bau asap rokok, no..no..no.
Nah, bagi kalian para lelaki yang merokok sembunyi-sembunyi, kenapa tho kalian harus seperti itu? Apa kalian tidak mampu mendiskusikannya dengan pasangan kalian? Takut.....ya? :)))
Bisa kan, mengajak bicara pasangan kalian, dari hati ke hati.
Mintalah dengan baik pada pasangan kalian...itu juga jika memang kalian punya niat untuk berhenti merokok, sih. 
Kami kaum perempuan pasti luluh jika ada yang meminta dengan jujur dan tulus, heheeee.
Jika memang kalian serius untuk berhenti (merokok) maka lakukan, katakan pada pasangan kalian dan minta pasangan kalian untuk mendukung dan membantu kalian agar bisa mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan merokok tersebut.
Sejauh ini saya hanya bisa membantu dengan memberi makanan pada suami saya agar ia tidak sering merokok. Namun wacana kenaikan harga rokok yang sedang ramai dibicarakan nampaknya membuat suami saya mulai bertekad mengurangi rokoknya, hahahaha.
Saya hanya bisa ketawa saja, saya mengerti pentingnya rokok bagi suami saya. Ini semacam bensin untuk suami saya, maka...saya tidak memaksanya untuk berhenti.
Namun jika ia mulai berpikir untuk berhenti, ya Alhamdulillah tho... :)))

Maaf jika tulisan saya menyakiti beberapa diantara kalian yang mampir membaca tulisan ini.
Sekali lagi saya hanya mencoba berpendapat.
Tidak ada keinginan agar tulisan ini disetujui atau dibenarkan.
Karena, kebenaran hanya milik Allah SWT.

;)

Thursday, August 11, 2016

I'm open for your animal's happiness ;)

Praktek saya akhirnya terendus juga oleh kawan dan kolega.
Haha.

Saya memang sengaja tidak "woro-woro" bahwa saya pada akhirnya memilih kembali berprofesi sebagai praktisi hewan kesayangan.
Yang pernah "maen" di sini otomatis tahu kalau saya sudah praktek kembali.
Oh! Teman-teman dekat serta keluarga tentunya, juga sudah mengetahuinya.

Intinya, saya hanya ingin membantu hewan kesayangan untuk segera dapat ditangani oleh dokter hewan.
Besar harapan saya, para pemilik hewan tidak menunggu hewannya mogok makan 3 hari atau bahkan 1 minggu, baru panik membawanya ke praktek dokter hewan terdekat. 
Dan saya berharap pemilik hewan tidak sekedar merawat dengan membelikan makanan kesukaan hewan kesayangannya saja, tetapi lebih memperhatikan lagi apa yang baik atau tidak baik untuk hewannya.

Pastinya.. kalau uang selalu ada, tinggal bawa ke dokter hewan dan (istilahnya nih..) "sembuhin hewan saya."

Tidak bisa seperti itu...

Jika pemilik tidak benar-benar memperhatikan, mengikuti arahan dokter tentang apa yang harus dilakukan pemilik agar hewannya tetap sehat, maka... kalian pasti akan bosan terus-menerus membawanya ke dokter hewan.

"Lhah, bukannya dokter akan terus dapat uang?"

Hey...iya.
Tapi... saya masih punya hati.

Saya ingin hewan tersebut hidup dalam kondisi sehat dan bahagia.
Bukan yang harus terus-menerus diawasi dokter hewan, ketergantungan akan terapi atau obat-obatan tertentu.

Just bring your pets to me.
I'm giving you the best that I can do.

Itu juga kalau yang sempat baca nih owner dan tinggalnya di kota Malang :p