Sunday, October 6, 2013

Me against "cewek modis"!

Percakapan ini terjadi sekitar beberapa hari lalu, katakanlah saya sedang berbincang dengan Mister Y. Kenapa Y? Karena dia bangga menyebut dirinya sebagai "lelaki sejati" sementara dikembalikan pada susunan genetik manusia, "penanda" yang menyebutkan spesies manusia itu berjenis kelamin lelaki adalah kromosom "X" yang berlekatan dengan "Y", jika kromosom "X" berlekatan dengan "X" maka spesies manusia ini tentunya berjenis kelamin perempuan. Untuk sekarang dan seterusnya, Mister bagi saya adalah "Y", Mister "X" itu cenderung.....ngondek. Yaksip!

Mister Y : kamu tau ini foto siapa?
Me : *ngelongok dan mencoba mencerna kali-kali kenal* Sinta ya? (bukan nama sebenarnya)
Mister Y : iya, sekarang dia kurus dan MODIS sejak dia kerja.
Me : uh waw! bisa kurus gitu ya... *manggut-manggut takjub sekaligus iri* ...padahal udah 
       punya anak malah bisa kurus gitu?
Mister Y : iya, padahal dulu pas masih kuliah kan dandanannya biasa aja..
Me : uhum... *dan lalu bertekad menulis di blog dan inilah hasilnya, eheeee*

Modis. Itu kira-kira satu kata yang berusaha saya cari artinya selama beberapa hari. Banyak definisi tapi saya percaya dari Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah "modis /mo·dis/ a yg mengikuti mode, yang berpakaian sesuai dengan mode yang paling baru". Tapi menurut saya, modis gak selalu mengikuti mode yang paling baru, yang jelas modis itu seperti gaya pakaian yang ditunjukin manekin-manekin di departemen store ataupun toko pakaian pinggir jalan sekalipun.
Mungkin tampilan cewek modis itu seperti ini ya...

tenang bro, ini bukan poto saya..silahkan kembalikan bola mata anda dalam nurani anda :))

Kalau dipikir-pikir.. teman saya yang modis ini kan katanya setelah bekerja, semasa kuliah dia tampil apa adanya, jadi...agaknya ini dipengaruhi oleh : uang. Yap! lagi-lagi uang. Eh, tunggu! ada lagi... Pribadi manusia itu sendiri. Gini... Apa sih yang gak bisa dilakukan kalo kita punya uang dan BANYAK. Kalo tidak terlalu banyak...yaudah disimpen ajah buat beli makan ha ha ha...*ngaca*. Orang bekerja tentulah memiliki penghasilan(atau uang) dan terserah juga kan itu uangnya mau diapain, ada yg ditabung, ada yang dibelanja-belanjain salah satunya ya belanja untuk penampilannya agar tampak modis. Untuk orang bekerja, penampilan kan menunjang karier, masa' iya tampil di depan klien atau atasan dengan baju kuliah semester satu atau baju saat menghadapi sidang skripsi? ya kecuali ada yang gak keberatan sih...dan itulah saya bilang tadi, tergantung pribadi manusia itu sendiri. 

Saya pribadi ya kepingin jadi orang yang selalu modis, alhasil ya.. rela belajar ngutak-atik kerudung biar ada sedikit variasi tapi...kerelaan saya hanya sebatas itu saja. Bukan apa..saya ngerasa mekso kalo harus jadi orang modis dan berujung tidak nyaman dengan penampilan saya sendiri. Saya tidak pernah sekalipun nyaman dengan yang namanya "high heels" sekalipun batin ini kepengin banget bisa jalan santai dengan sepatu ber-heels 7cm atau bahkan lebih. Saya takjub dengan teman saya yang bilang "aku bisa naek motor sekalipun itu pake high heels.." Uh waw!! Me? naek martini sekalipun, lebih nyaman pake sendal jepit! :)) Kerjaan saya yang cuma ngurus rumah ini juga yang memanjakan saya dengan tampilan seadanya..tanpa make-up, sandal jepit dan kerudung instan. Sesekali ngopi diluar sama pak bojo pun tampilan saya cuman naek beberapa level. Cuman tambah bedak, kerudung sedikit(banget) modif dan pakai sepatu flat. Untung saja pak bojo gak pernah protes :D

Sungguhpun saya sebenernya pengen tampil seperti ini, tokoh superhero perempuan ala Indonesia yang diciptakan oleh R.A Kosasih, Sri Asih... uhm, tapi nggak sama gada yang dipanggul dan berkemben seperti gambar dibawah ini yah..maksudnya pengen nampil sederhana tapi tetep kelihatan kuat dan enak dilihat ;)

Keren ya Sri Asih ini.. Gak yakin juga dulu nama saya ini apa terilhami tokoh jagoan satu ini.. Bapak saya sih yang kasih saya nama "Asih Kurnia Srihartini" dan bapak saya sukanya baca Ko Ping Ho, bukan Sri Asih! :D

Kadang saya juga mikir.. andai diberi kemurahan rejeki sama Tuhan..saya mampu beli baju satu set dengan kerudung dan aksesoris berwarna senada plus sepatu wedges yang cantik, kira-kira saya bisa gak ya tampil modis? I don't think so.... :))

Tapi, sebagus atau semodis apapun penampilan kita...kalau bisa ya isi kepalanya ikutan bagus dan modis juga, eheee.
#selfnote
Salam!

Belanja bulanan atau...bulan-bulanan belanja?

Sebagai istri dari seorang pegawai swasta, tanggal 5 Oktober (kemaren) itu tidak termasuk tanggal muda. Kenapa? Suami terima gaji sekitar tanggal 22-23 dan setelahnya langsung bayar tagihan, cicilan de-ka-ka..maka, tanggal 5 bisa belanja bulanan secara nyaman dirasa terlalu..uhm, jemawa. :D
Tetapi, seperti kata orang Jawa, masih untung bisa belanja sekalipun tak bisa terlalu riang. Sebagai wong jowo tulen, saya merasa bersyukur dari kecil sudah lekat dengan ajaran ini, jika tidak tak bisa saya bayangkan betapa payah suami saya meladeni hasrat belanja saya sebagai perempuan tulen. (Ini ndak ngeles, perempuan mana yang ndak suka belanja? ya kecuali perempuan itu lupa kalo dia perempuan. Eheeee..)
"iki blanjane Londho, lek blanjane wong jowo nganggo kresek! gak Go Green :))"

Setelah melewati serangkaian agenda belanja bulanan, saya pengen jadi orang yang agak tau diri. Bukan sok-sok jadi orang baik, bukan.. Tapi jaman yang tambah susah, kurs dollar amerika sudah diluar angan, saya mulai memikirkan sedikit tips berbelanja bulanan yang efektif dan (katanya)efisien di beberapa media yang pernah saya baca. 

Ijinkan otak saya yang instan ini menerjemahkan sebagai berikut:
  • Katanya "susunlah daftar belanjaan anda sebelum anda mulai berbelanja". Saya pribadi akan saya susun dan sebelahnya saya tambahi harga terakhir yg mungkin (dan semoga) belom berubah(naik). Setelah itu ditotal kira-kira berapa habisnya dari rencana (susunan)belanja tadi kan.., trus saya ingat-ingat lagi berapa dana saya..kalau cukup ya saya lanjut belanja, kalo ndak cukup..mari dicoret-coret lagi daftar belanjaan yang kira-kira masih bisa ditunda sampe lebaran tahun depan...(suwine jeng...).
  • Kata saya sendiri "Belilah kemasan kecil!". Ya emang sih..belanja dengan kemasan besar harganya akan lebih ekonomis. Misal : sabun cuci piring kemasan 500ml = 5ribu sementara harga kemasan 1Liter = 9ribu. Mau diitung? Gak usah yah..tapi ketauan kan kalo kita hemat seribu. Tapimya bagi saya.. beli 5ribu maka yang 4ribu bisa langsung saya pakai untuk beli bawang putih 1/4kg. Kalo saya beli yang 9ribu, bawang putih nya mungkin gak jadi saya beli atau saya cuman beli seribuan sementara bawang putih itu kan bumbu masakan, gak ada masakan ya gak usah nyuci tapi ya gak makan. Eheee. Gampangannya sih begitu. Ingat ya..ini buat yang duit belanjanya pas-pasan, kalo yang berlebihan sih ya monggo saja beli sabun cuci piring yang kemasan segalon masih bisa beli bawang putih 1karung!
  • Kata saya lagi "Usahakan belanja cepat!" caranya, saya harus hapal dimana rak tempat kopi, mie instan, minyak goreng dll untuk menghindari saya LAPAR MATA! Yaaaaa... LAPAR MATA = MUSUH DOMPET, DOMPET TIPIS DAN KERING! (((jreeeng))) *biar dramatis..* "kalo gak apal, jeng?" Gampang..buru-buru lari dan tanya ke mbak-mbak SPG toko kalau bisa mbak SPG itu suruh tunggu dan temani kita selama belanja. (lha njaluk dikampleng tah piye, jeng???)
  • Katanya "bawa uang tunai.", untuk yang ini saya pun setuju dan gak punya koreksi apa-apa, apalagi penjelasan lain-lain. Wis, pokoknya gitu. Kartu kredit = nambahi UTANG. Nggih tho? Nggiiih... "Lho, kartu debit kan bukan nambahi utang, Jeng?" Lha ya iya..kartu debit gak nambahi utang tapi duit sampeyan di kartu itu ada gak? Eheee. Sekali lagi..untuk orang seperti saya dan suami, tanggal segini itu..saldo sudah kayak daun kangkung kelamaan di kulkas, kering sekalipun masih berwarna ijo. Kalo nekat gesek kartu debit, dana cadangan untuk keperluan mendadak bisa-bisa buat kami pingsan mendadak karena keabisan dana.
"Money can't buy happiness but money can buy me a cup of coffee and that's kinda happiness to me.." - JengSri, 2013.
#rauwisuwis
Pareng...