Tuesday, March 15, 2016

Wisata Gerhana Matahari Sebagian dari balkon rumahku...

Rasanya kurang afdol kalau saya tak turut berbagi euforia gerhana matahari yang sejatinya sudah kita alami di tanggal 9 Maret 2016 lalu.

Taken from : news.liputan6.com


Yang saya alami hanya GMS, alias gerhana matahari sebagian, namun sudah cukup mengobati rasa penasaran sekaligus penyesalan...kenapaaa tidak jauh-jauh hari saya rencanakan untuk benar-benar mengunjungi kota-kota yang mengalami GMT alias gerhana matahari total.

Seingat saya, pulau Jawa pernah dilalui GMT pada tahun 1983 tapi di bulan Juni. Dan saya baru lahir bulan Oktober. Tentunya seumur hidup saya belum pernah menyaksikan GMT. Mendadak, sekitar 3 malam sebelum peristiwa GMT diramalkan akan terjadi, saya heboh ingin sekali menyaksikan momen langka tersebut, alibi saya.."wong saya belom lair pas GMT lalu mosok ya ngga bole melok pengen liat GMT.."

Tapi yah.. jalur GMT kali ini tak melintas pulau Jawa. Baru melintasi Jawa kembali(di titik yang sama)bisa sekitar 350 tahun mendatang. Sayangnya saya bukan kaum highlander atau sebangsa peri. Jadi yah...mana mungkin saya bisa menyaksikannya dari halaman rumah saya 350 tahun lagi... Ha ha ha!

Saya tidak sedih.
7 Maret 2016....

Saya mulai mencari-cari info mengenai wilayah mana saja yang dilalui gerhana ini dan ternyata kawasan asia pasifik cukup bisa menikmati momen langka ini sekalipun hanya GMS alias gerhana matahari sebagian.
Kembali saya mencari info waktu perkiraan terjadinya gerhana. Baik awal mula terjadinya bayangan bulan mulai menghalangi sinar matahari ke bumi hingga bumi dapat lagi menerima sinar matahari tanpa dihalangi oleh bulan.

8 Maret 2016....

Posting kawan-kawan di linimasa facebook saya cukup membantu saya untuk menentukan pukul berapa baiknya alarm ini saya hidupkan, agar saya bangun dan tak melewatkannya begitu saja.
Saya mulai atur alarm dan atur jadwal antar telur yang biasa saya lakukan tiap pagi ke warung langganan.
Pergi tidur sesegera mungkin karna menurut perkiraan, GMS bisa dinikmati di kota Malang sekitar pukul 6.20 hingga pukul 8.20 atau lebih dengan perkiraan puncak gerhana terjadi pukul 7.20. Hmmmm... let's do this!

9 Maret 2016....

Tibalah hari yang sudah dinantikan, mungkin, oleh seluruh umat manusia di dunia.
Tapi.....
Aduh, ngantuknyaaaa.... hahahaha!
Saya memang bangun untuk solat subuh, namun saya lanjutkan tidur saya karena pikir saya "6.20 masih lama...ini masih 4.20"
Benar saja, saya terbangun pukul 6.20 demi mendengar alarm saya meraung-raung. Kenyataannya? Saya kembali tidur. 
Pikir saya "ah, ini kan masih awal gerhana...nanti sajalah. Tunggu puncaknya."
Namun pukul 7.05 mendadak saya terbangun dan terhuyung karena pusing akibat bangun tidur yang saya paksakan. :'D

Saya langsung keluar kamar dan pas sekali saya bisa melihat matahari dari jendela di atas ruang tamu saya.
Saya perhatikan dengan mata kesakitan (ya ini kebodohan saya, melihat tanpa alat bantu), saya melihat betul bahwa matahari tidak bulat penuh namun ada bayangan gelap yang menghalangi, nampak seperti bulan sabit. Tapi bukan bulan sabit muda. Saya beranikan diri(memaksa lebih tepatnya) untuk melihat beberapa detik lebih lama agar lebih yakin.
Mata saya sakit dan berkunang-kunang setelah menurunkan pandangan dari matahari yang sudah mulai terhalang sepenuhnya oleh bulan.

Saya lari ke ruang sebelah.
Buka gadget.
Streaming youtube yang banyak menawarkan live GMT.
Tapi saya sadar...buat apa lihat di gadget? 
Lebih baik saya cari info tentang puncak GMS di kota saya ini.
Scrol linimasa twitter radio info kota.
Got it!
It's..... now!
No more fucking 10 or 5 minutes!

Buru-buru lari ke balkon.
Kembali memaksakan diri melihat langsung ke arah matahari.
Kali ini saya membawa kacamata hitam saya.
Tapi....percuma.
Tetap tidak bisa dan mata saya tetap sakit.
Tapi beberapa detik dalam kesakitan itu saya yakin...
Saya telah menyaksikan GERHANA MATAHARI.....SEBAGIAN. :))))
Duh...rasanya. 
Jujur saya benar merasa sangat bersyukur.

Sejatinya ini peristiwa alam yang logis.
Hanya saja saya tetap yakin, hanya atas ijin Allah SWT. yang bisa membuat saya turut menyaksikan momen logis nan sarat mistis ini.
Di beberapa daerah tentu masih ada yang percaya jika gerhana matahari adalah peristiwa.....gampangannya ya... "matahari lagi dimakan raksasa jahat". Itu mitos yang sering saya baca ketika saya kecil.

Satu lagi yang saya rasa saya jatuh cinta dengan gerhana matahari.
Apa?
Saya merasakan redup, syahdu, tenang...sekaligus aneh.
Kenapa?
Saya mengamati lingkungan sekitar ketika puncak gerhana sedang terjadi...(karena mata saya sudah terlalu sakit akibat melihat matahari langsung)
Langit seolah menjemput senjanya kembali...tapi senja enggan datang sepenuhnya, hanya memberi sedikit sapaan sepinya saja.
Angin pun sama sekali jauh, tidak turut memberikan gerak pada daun di pepohonan yang ada.
Burung dan angsa serta ayam-ayam yang biasanya ramai di jam-jam seperti itu, seolah ikut berhenti.
Saya baca-baca di artikel online, ketika terjadi gerhana matahari banyak hewan yang merasa bingung. Saya merasa aneh karena tak dapat memecahkan misteri tersebut :'))
Langit terbagi dua...sebagian cerah. Sebagian temaram. Layaknya kegelisahan manusia.
Dingin... tapi tidak sejuk. Lain sekali.
Apakah saya sedang menerima candu?
Saya berhalusinasi atau tersugesti?
Seingat saya, saya tak pernah membaca puisi-puisi bahkan penjelasan ilmiah untuk momen sejenis. Entahlah....

Duh Gusti... maturnuwun.
Paringi rejeki kathah... mugi kulo saged nyaksekaken malih.
Amiiiin.

Lalu semua kembali seperti sedia kala.
Pun saya kembali pada aktifitas normal saya, menelpon langganan yang biasa beli telur ayam dari saya.
Ternyata mereka libur dulu belinya..
Yasudah tidak apa...
Saya lanjutkan hari itu dengan melihat siaran tunda GMT yang terjadi di beberapa kota di Indonesia.

A day worth waiting.....

No comments:

Post a Comment