Ceritanya siang ini kota Malang (daerah rumah saya sih ya...) itu PANAS POL! Ampun daaah...
Trus bingung mau ngapain tho ya.. Laper juga belom. Trus inget kalo ada oleh-oleh bubuk teh tarik dari pak bojo yang kemaren sempat tugas 2 hari di Brunei.
Saya cukup skeptis dengan oleh-oleh berupa teh bubuk sebagai bahan untuk membuat teh tarik yang umum kita kenal sebagai teh susu di negara Melayu dan sekitarnya (di Sumatera bagian yang dekat dengan Malaysia juga populer nih minuman ini).
Kenapa skeptis?
Satu. Ini Brunei. Kan teh tarik asalnya dari Malaysia. Begitu pikir saya (yang bodoh ini.. mwehehehe!).
Dua. Rasanya pasti beda dari teh-teh tarik di kedai Malaysia yang dulu pernah saya kunjungi.
Tiga. Belinya di supermarket biasa di Brunei. Bukan di tempat yang khusus menjual teh tarik untuk oleh-oleh atau di kedai minuman.
Okesip. Daripada bete karena panas. Yok ah diseduh ajah teh bubuk ini.
Eits! tunggu dulu... Gimana kalau sekalian saya bandingkan ama teh bubuk asli Indonesia dan teh Thailand yang pernah saya ceritakan disini? Kayaknya kok menarik dan ribet. Hahaha!
Jujur saya masih sulit menemukan teh bubuk yang bisa dijadikan bahan baku teh tarik. Karena sering saya membeli teh bubuk yang ada di supermarket dari supermarket biasa sampai supermarket premium disini, tidak ada yang menyediakan teh bubuk untuk bahan teh tarik seperti ini.
pak bojo lupa ini harganya berapa.. :p
Okek! Let's begin!
semuanya diseduh dengan menggunakan air panas mendidih dengan takaran teh serbuk sebanyak 3 sendok teh
kecuali teh thailand karena sudah dalam kantong dan saya seduh sesuai ketentuan, direndam air panas mendidih +/- 3menit)
kecuali teh thailand karena sudah dalam kantong dan saya seduh sesuai ketentuan, direndam air panas mendidih +/- 3menit)
Seduhan teh bubuk Indonesia (MAAP SAYA LUPA INI MERK APAAN... :'D).
Warna seduhannya hitam pekat (maap kalau fotonya malah kelihatan agak coklat karena kualitas kamera hape yang alakadarnya) dan disertai wangi khas teh Indonesia.
Wangi ini juga yang menjadikannya sulit, saat dicampur dengan susu, hasilnya (menurut saya lho ya..) kok nggak pas dengan rasa teh tarik khas Melayu tersebut. Sekalipun sama-sama terasa sepat tapi aromanya jelas ketauan kalau ini bukan "teh tarik" seperti yang saya pernah minum di Malaysia dan sekitarnya tapi teh yang ditambahi susu...aja.
Yaaaa...gitu deh. :p
Seduhan serbuk teh tarik dari Brunei.
Warna seduhannya agak kemerahan. Nah...ini yang buat penasaran. Kemerahannya ini karena ada pewarna apa aseli warna dari seduhan teh itu sendiri?
Karena di kemasan tidak tertera komposisi (nutrition facts).
Aromanya? Nah...ini baru pas! Pas seperti "teh tarik" khas Melayu seperti yang saya pernah minum di Malaysia dan sekitarnya.
BUKAN seperti rasa teh tarik instan sachet juga lho ya...
NAH INI POKOKNYA ENAK! PAS! COCOK BIKIN SENDIRI PAS LAGI KERE HORE! :))))
Seduhan teh Thailand (klik untuk melihat lebih detil mengenai Thai Tea yang saya gunakan).
Warna seduhannya hampir merah. Yap...kemerahan yang dihasilkan teh ini murni karena pewarna makanan. Karena di komposisi (nutrition facts yang tertera di kemasan)tercantum bahan pewarna makanan.
Aromanya? Khas wangi vanilla karena memang ditambahkan aroma vanilla menurut label nutrition facts yang tertera di kemasan.
Thai Tea atau teh Thailand ini tidak sepat, tidak seperti teh Indonesia dan teh Brunei di atas(di tulisan ini ya).
So.....
Huhuiii....senang! Akhirnya ketemu juga serbuk teh tarik ini. Tapiii...kok jauh tho belinya? :(
Saya belum bisa nemuin teh serbuk yang bisa dijadikan alternatif penggantinya di kota Malang ini...
Nanti deh kalau sudah ketemu teh serbuknya, pasti saya update lagi disini.
Narik sendiri, cyiiiin! :))))
Cheers!