Postingan ini memang saya tujukan khusus untuk seorang teman yang sedang berjuang menjalani sakit yang sedang ia derita.
Sakitnya ini bisa dibilang satu dari sekian banyak penyakit yang ditakuti masyarakat kita namun teman saya menjalaninya dengan hati ringan.
Pun ia menemukan sakitnya ini secara kebetulan, kebetulan ia harus menjalani prosedur cek kesehatan secara lengkap dan disinilah ia menemukan sakit tersebut.
Secara umum kondisinya nampak seperti orang yang sehat walafiat namun hasil tes darahnya, kacau. Dan saya salut dengan kondisi darah yang seperti itu, ia nampak baik-baik saja. Kami pun sempat bertemu 2 minggu lalu dan ia masih nampak sama sehatnya dengan keadaan 2 minggu lalu, hanya saja saya baru tau kalau sakit perut yang ia alami saat lebaran tahun lalu adalah awal kejadian penyakit tersebut.
Entah kenapa rasanya tahun 2017 ini hidup saya tidak jauh dari rumah sakit. Pun tadi saat sedang mengunjungi teman saya yang sedang sakit itu, hati ini rasanya ikut-ikutan ngilu. Saya juga belum 100% pulih seperti sedia kala lalu melihat teman saya yang sakit, pikiran saya jadi ngaco kemana-mana.
Andai saya yang ada di posisi teman saya, sudah bisa dipastikan kalau saya akan menangis tanpa henti, denial berkali-kali, dan bakal mikir akan segera pergi.
Yang masih mengganjal sebenarnya adalah apa yang menjadi pencetus penyakit tersebut mengingat teman saya selalu menjalani gaya hidup yang sehat. Dokter hanya melarang teman saya beraktivitas berlebihan yang dapat mengakibatkan lelah.
Semoga teman saya diberi kekuatan dan ketabahan dalam menjalani pengobatannya,
Semoga teman saya selalu mendapat kemudahan dalam menjalani kesehariannya setelah ini,
Semoga Allah SWT segera mengangkat penyakit teman saya itu.
Semoga di bulan Ramadan ini, tulisan yang sekaligus mewakili doa saya ini dikabulkan Allah SWT., amiiiin.